Jelang Eksekusi Mati, Australia Terus Bermanuver

Kamis, 05 Maret 2015 - 07:48 WIB
Jelang Eksekusi Mati, Australia Terus Bermanuver
Jelang Eksekusi Mati, Australia Terus Bermanuver
A A A
SYDNEY - Semakin dekatnya waktu eksekusi dua gembong sindikat narkoba Bali Nine asal Australia, Andrew Chan dan Myuran membuat pemerintah Negeri Kanguru itu terus bermanuver. Australia terus membombardir pemerintah Indonesia melalui pernyataan-pernyataan mereka.

Kali ini, bukan hanya pemerintah Australia yang melemparkan pernyataan agar Indionesia membatalkan eksekusi mati terhadap kedua orang tersebut, Parlemen Australia pun akhirnya angkat bicara mengenai hal ini.

"Atas nama Parlemen Australia saya meminta dengan hormat kepada Presiden Indonesia, Jokow Widodo untuk mengampuni nyawa dua orang warga kami," ucap Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop yang mewakili pemerintah dan Parlemen Australia.

Seperti dilansir Sky News, Kamis (5/3/2015), pernyataan itu dikeluarkan Bishop setelah dirinya melakukan pertemuan dengan Parlemen Australia, semalam. Dalam pertemuan itu Bishop berhasil menyakinkan Parlemen Australia untuk turut bersuara menolak eksekusi mati terhadap Chan dan Myuran.

Sementara itu, menurut Jaksa Agung Australia George Brandis yang turut berbicara dih adapan Parlemen, sejak Januari 2015, Australia setidaknya sudah 22 kali melakukan pendekatan terhadap pemerintah Indonesia mengenai eksekusi mati ini.

Pendekatan ini termasuk surat dan panggilan telepon dari Perdana Menteri Australia Tony Abbott, panggilan telepon dari Bishop terhadap Menteri Luar Negeri dan Wakil Presiden Indonesia, pengiriman utusan Polisi Federal Australia dan banyak lainnya.

Australia memang tidak henti-hentinya mendesak pemerintah Indonesia untuk membataalkan eksekusi mati terhadap Chan dan Myuran, terlebih saat keduanya mulai diopindahkan ke Nusakambangan, lokasi yang digadang-gadang menjadi tempat eksekusi mati keduanya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3949 seconds (0.1#10.140)