Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Korut Bangun Patung Baru untuk Kultuskan Kim Jong-un
Korut Bangun Patung Baru untuk Kultuskan Kim Jong-un
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) membangun patung-patung baru untuk mengultuskan diktator Kim Jong-un, ayah dan kakeknya, di gunung tertinggi di negara itu. Monumen untuk menghormati dinasti Kim ini diumumkan media pemerintah Korut pekan ini.
Patung-patung untuk menghormati Kim Jong-un, ayahnya Kim Jong-il dan kakeknya Kim Il-sung dibangun di Gunung Paektu. Korean Central News Agency (KCNA), merilis pernyataan yang penuh teka-teki bernama “international preparatory committee”.
“Tiga generasi pemimpin, yang dikenal sebagai ‘Sun of Mankind’ yang menikmati kekaguman tak terbatas dari masyarakat progresif di dunia,” bunyi pernyataan KCNA.
Negara komunis ini sebenarnya telah membangun banyak patung yang menggambarkan sosok Kim Il-sung, pemimpin tertinggi pertama modern Korut. Tapi, patung baru kali ini menjadi monumen publik utama untuk memuja penguasa saat ini, yang diasumsikan meraih kekuasaan pada 2011.
”Ini mungkin menunjukkan bahwa kultus pribadi Kim Jong-un mulai terbentuk, meskipun sering tampak bahwa pemimpin muda ini kurang memperhatikan hal-hal tersebut dari ayah dan kakeknya,” kata Dr Andrei Lankov, seorang pakar Korea di Kookmin University di Seoul kepada NK News, yang dikutip Sabtu (14/1/2017).
Pengultusan pribadi telah menjadi strategi kunci dari dinasti Kim untuk mempertahankan cengkeraman kekuasaan mereka atas Korut dan mengamankan posisi mereka dalam mitologi nasional.
Gunung Paektu yang jadi lokasi pembangunan patung pengultusan Kim Jong-un merupakan gunung berapi aktif dengan tinggi 9.000 kaki di wilayah yang berbatasan dengan China. Gunung ini dianggap sebagai sebagai rumah spiritual oleh warga Korut yang menyebutnya sebagai "gunung suci revolusi”.
Menurut versi sejarah resmi Korut, ayah Kim Jong-un lahir di sebuah pondok primitif di lereng Gunung Paektu. Dari sejarah itulah, Paektu menjadi bagian penting dari legenda dinasti Kim.
Namun, catatan Soviet—kini bernama Rusia—mengidentifikasi tempat kelahiran Kim Jong-il yakni di sebuah kamp militer Soviet, di mana ayahnya ditugaskan selama Perang Dunia II.
Patung-patung untuk menghormati Kim Jong-un, ayahnya Kim Jong-il dan kakeknya Kim Il-sung dibangun di Gunung Paektu. Korean Central News Agency (KCNA), merilis pernyataan yang penuh teka-teki bernama “international preparatory committee”.
“Tiga generasi pemimpin, yang dikenal sebagai ‘Sun of Mankind’ yang menikmati kekaguman tak terbatas dari masyarakat progresif di dunia,” bunyi pernyataan KCNA.
Negara komunis ini sebenarnya telah membangun banyak patung yang menggambarkan sosok Kim Il-sung, pemimpin tertinggi pertama modern Korut. Tapi, patung baru kali ini menjadi monumen publik utama untuk memuja penguasa saat ini, yang diasumsikan meraih kekuasaan pada 2011.
”Ini mungkin menunjukkan bahwa kultus pribadi Kim Jong-un mulai terbentuk, meskipun sering tampak bahwa pemimpin muda ini kurang memperhatikan hal-hal tersebut dari ayah dan kakeknya,” kata Dr Andrei Lankov, seorang pakar Korea di Kookmin University di Seoul kepada NK News, yang dikutip Sabtu (14/1/2017).
Pengultusan pribadi telah menjadi strategi kunci dari dinasti Kim untuk mempertahankan cengkeraman kekuasaan mereka atas Korut dan mengamankan posisi mereka dalam mitologi nasional.
Gunung Paektu yang jadi lokasi pembangunan patung pengultusan Kim Jong-un merupakan gunung berapi aktif dengan tinggi 9.000 kaki di wilayah yang berbatasan dengan China. Gunung ini dianggap sebagai sebagai rumah spiritual oleh warga Korut yang menyebutnya sebagai "gunung suci revolusi”.
Menurut versi sejarah resmi Korut, ayah Kim Jong-un lahir di sebuah pondok primitif di lereng Gunung Paektu. Dari sejarah itulah, Paektu menjadi bagian penting dari legenda dinasti Kim.
Namun, catatan Soviet—kini bernama Rusia—mengidentifikasi tempat kelahiran Kim Jong-il yakni di sebuah kamp militer Soviet, di mana ayahnya ditugaskan selama Perang Dunia II.
(mas)
Explore More