Lebih dari 100 Penjahat Seks Australia Coba Masuk Indonesia

Kamis, 19 Mei 2016 - 08:47 WIB
Lebih dari 100 Penjahat Seks Australia Coba Masuk Indonesia
Lebih dari 100 Penjahat Seks Australia Coba Masuk Indonesia
A A A
DENPASAR - Lebih dari 100 penjahat seks Australia mencoba masuk ke Indonesia antara November 2014 dan akhir tahun 2015. Hal itu terungkap dari dokumen yang dirilis media Australia, ABC, Kamis (19/5/2016).


Petugas imigrasi Australia dan Kepolisian Federal Australia pernah memperingatkan otoritas Indonesia bahwa para terpidana paedofilia mencoba bepergian ke Indonesia.

Dalam dokumen yang dibocorkan media Australia itu, paspor para penjahat kasus seksual asal Australia juga menunjukkan tanggal rencana perjalanan ke Indonesia.

Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Bali; Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto, yang diwawancarai media tersebut menjelaskan bahwa para paedofilia yang berada di Bali seperti fenomena "gunung es", di mana hanya beberapa pelaku yang muncul di permukaan, namun jumlah pelaku yang sebenarnya jauh lebih besar.

”Kasus paedofilia ini harus dihentikan. Itu sebabnya polisi mengambil dua langkah,” katanya.

”Pertama adalah pencegahan, yang lain adalah represif. Pencegahan dilakukan melalui kampanye tentang bahaya untuk (anak) di bawah umur, dan yang represif dilakukan melalui penegakan hukum,” ujarnya.

Media Australia yang diberikan akses masuk ke penjara polisi di Denpasar merekam seorang pria Australia yang menghadapi tuduhan kejahatan seks terhadap anak. Pria itu bernama Robert Andrew Fiddes Ellis, 69. Dia dituduh melakukan kejahatan seksual terhadap minimal 16 anak perempuan dengan usia tujuh hingga 17 tahun sejak 2014.

Kantor Kejaksaan Denpasar menyatakan pria Australia itu telah mengaku bersalah dan menghadapi hukuman penjara hingga 15 tahun.

Salah satu korban yang dikenal sebagai Sekar, mencoba untuk bertahan hidup. Sekar dan para korban lainnya diduga dipikat Ellis di sekitar pantai Kuta dengan memberi pakaian, sepeda dan uang.
Sekar kemudian dibawa ke rumah Elis, dimandikan dan diserang secara seksual. ”Dia memberi saya Rp100.000, yang terbesar adalah Rp300.000,” kata Sekar.

”Di pantai Kuta saya mandi dan dia meminta saya untuk pergi bersamanya. Saya pergi ke rumahnya pada sore hari dan tidak pulang sampai pagi hari.”

Investigasi yang dilakukan polisi Bali diharapkan untuk mengungkap lebih banyak korban.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3941 seconds (0.1#10.140)