Korut Diduga Kembangkan Sistem Peluncur Roket Kaliber Besar
A
A
A
SEOUL - Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel), Han Min-koo mengatakan, Korea Utara (Korut) tengah mengembangkan sistem peluncur roket kaliber besar yang memiliki kemampuan menyerang Seoul pada awal tahun ini.
Dikatakan oleh Min-koo, baru-baru ini sisa-sisa dari peluncuran roket 300 milimeter milik Korut menunjukkan negara tetangganya itu tengah mengembangkan sistem peluncur roket terbaru.
"Berdasarkan penilaian ini, saya pikir Korut akan menyebarkan sistem peluncur roket MLRS 300mm akhir tahun ini," kata Min-koo seperti dikutip Fox News dari Washington Post, Kamis (7/4/2016).
Menurut Washington Post, roket 300 milimeter lebih murah dari rudal dan diyakini memiliki jarak tembak hingga 125 mil. Dengan kemampuan jarak seperti itu, Korut bisa menyerang Seoul yang jaraknya hanya 35 mil dari zona demiliterisasi.
Pernyataan ini muncul setelah sebelumnya seorang pejabat Korsel mengatakan bahwa Korut memiliki kemampuan untuk membekali rudal jarak menengahnya dengan hulu ledak nuklir. Rudal jarak menengah ini bisa menyerang sasaran di Rusia, China, Jepang, dan Semenanjung Korea.
(Baca juga: Korut Diyakini Bisa Bekali Rudalnya dengan Nuklir)
Dikatakan oleh Min-koo, baru-baru ini sisa-sisa dari peluncuran roket 300 milimeter milik Korut menunjukkan negara tetangganya itu tengah mengembangkan sistem peluncur roket terbaru.
"Berdasarkan penilaian ini, saya pikir Korut akan menyebarkan sistem peluncur roket MLRS 300mm akhir tahun ini," kata Min-koo seperti dikutip Fox News dari Washington Post, Kamis (7/4/2016).
Menurut Washington Post, roket 300 milimeter lebih murah dari rudal dan diyakini memiliki jarak tembak hingga 125 mil. Dengan kemampuan jarak seperti itu, Korut bisa menyerang Seoul yang jaraknya hanya 35 mil dari zona demiliterisasi.
Pernyataan ini muncul setelah sebelumnya seorang pejabat Korsel mengatakan bahwa Korut memiliki kemampuan untuk membekali rudal jarak menengahnya dengan hulu ledak nuklir. Rudal jarak menengah ini bisa menyerang sasaran di Rusia, China, Jepang, dan Semenanjung Korea.
(Baca juga: Korut Diyakini Bisa Bekali Rudalnya dengan Nuklir)
(ian)