Boko Haram, Kelompok Teroris Paling Mematikan di Dunia

Kamis, 19 November 2015 - 16:14 WIB
Boko Haram, Kelompok Teroris Paling Mematikan di Dunia
Boko Haram, Kelompok Teroris Paling Mematikan di Dunia
A A A
DAKAR - Kelompok ekstrimis ISIS saat ini menjadi pusat perhatian dunia dengan segala aksi eksekusi sadisnya terhadap sandera dan terakhir menjadi dalang serangan teroris mematikan di Paris, Prancis. Namun hal itu tidak lantas menjadikan kelompok yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi ini sebagai kelompok teroris yang paling mematikan.

Adalah kelompok pemberontak asal Nigeria, Boko Haram, yang menjadi kelompok paling mematikan di dunia. Kelompok ini telah beroperasi selama bertahun-tahun dan telah menyebabkan kematian lebih dari 6.664 pada tahun 2014. Angka ini melebihi jumlah korban dari kelompok teroris manapun, termasuk ISIS yang telah menewaskan 6.073 orang pada tahun yang sama.

Laporan ini dirilis oleh lembaga pemantau teroris global, The Economics and Peace Institute, seperti dikutip dari laman The New York Times, Kamis (19/11/2015). Menurut laporan tersebut, ISIS dan Boko Haram bertanggung jawab atas separuh dari semua kematian global yang dikaitkan dengan terorisme.

Laporan ini menyatakan, terjadi peningkatan drastis dalam serangan teroris tahun lalu dengan mayoritas terjadi di tiga negara: Irak, Suriah, dan Nigeria, dimana kelompok-kelompok militan lain selain Boko Haram beroperasi. Terkait Boko Haram, pada tahun lalu, kematian yang dikaitkan dengan kelompok ini meningkat hingga lebih dari 300 persen.

"Di Nigeria, warga negara menjadi target serangan. Paling sering dengan senjata api yang menyebabkan kematian per serangan sangat tinggi," bunyi laporan tersebut.

Ini adalah tahun ketiga lembaga The Economics and Peace Institute merilis Indeks Terorisme Global, sebuah studi dari kegiatan teroris di seluruh dunia. Indeks ini didasarkan pada data yang dikumpulkan sebagai bagian dari program yang dijalankan oleh University of Maryland yang didedikasikan untuk studi terorisme di seluruh dunia.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3401 seconds (0.1#10.140)