Korban Tewas Pesawat Jatuh di Nepal Bertambah Jadi 40 Jiwa

Minggu, 15 Januari 2023 - 15:48 WIB
loading...
Korban Tewas Pesawat...
Pesawat pengangkut 72 penumpang jatuh di Nepal, 40 tewas. FOTO/Reuters
A A A
KATHMANDU - Jumlah korban tewas jatuhnya pesawat di Pokhara, Nepal , Minggu (15/1/2023) bertambah. Seperti dilaporkan Reuters, jumlah korban jiwa kini menjadi 40 jiwa, setelah sebelumnya dilaporkan 16 korban jiwa.

Ratusan petugas penyelamat menjelajahi lereng bukit tempat jatuhnya pesawat Yeti Airlines, yang membawa 72 orang dari ibu kota Kathmandu. “Saat ini cuaca cerah,” kata Jagannath Niroula, juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Nepal.



TV lokal menunjukkan petugas penyelamat berkumpul di sekitar bagian pesawat yang rusak. Beberapa tanah di dekat lokasi kecelakaan hangus, dengan jilatan api yang terlihat.

"Pesawat itu terbakar," kata pejabat polisi Ajay K.C. Ia menambahkan bahwa petugas penyelamat kesulitan mencapai lokasi di jurang antara dua bukit dekat bandara kota turis itu.

Pesawat tersebut melakukan kontak dengan bandara dari Seti Gorge pada pukul 10:50 (0505 GMT), kata otoritas penerbangan dalam sebuah pernyataan.

"Separuh pesawat berada di lereng bukit," kata Arun Tamu, seorang warga setempat, yang mengatakan kepada Reuters bahwa dia tiba di lokasi beberapa menit setelah pesawat jatuh." "Separuh lainnya telah jatuh ke ngarai sungai Seti," lanjutnya.



“Mereka yang berada di pesawat bermesin ganda ATR 72 termasuk dua bayi dan empat awak,” kata juru bicara maskapai Sudarshan Bartaula. Ada lima orang India, empat Rusia, satu Irlandia, dua Korea Selatan, satu Australia, satu Prancis, dan satu warga negara Argentina di dalamnya.

Pesawat itu berusia 15 tahun, menurut situs pelacakan penerbangan FlightRadar24. ATR72 adalah pesawat turboprop bermesin ganda yang banyak digunakan dan diproduksi oleh perusahaan patungan Airbus dan Leonardo Italia. Yeti Airlines memiliki armada enam pesawat ATR72-500, menurut situs webnya.

FlightRadar24 mengatakan pesawat itu dilengkapi dengan transponder tua dengan data yang tidak dapat diandalkan. "Kami mengunduh data beresolusi tinggi dan memverifikasi kualitas data," katanya di Twitter.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2628 seconds (0.1#10.140)