Profil Francia Marquez, Wakil Presiden Kolombia Kulit Hitam Pertama yang Lolos dari Rencana Pembunuhan

Jum'at, 13 Januari 2023 - 21:15 WIB
loading...
A A A
Komunitas yang dimilikinya bernama La Toma yang bertempat tinggal di pegunungan cuaca barat daya Kolombia.

Francia mengancam penambangan tersebut karena mereka telah melakukan penggundulan hutan dan mencemari air terutama sungai Ovejas.

Setiap tahun, penambang emas ilegal membuang sekitar 30 ton merkuri ke danau dan sungai Amazon, meracuni manusia dan kehidupan laut sekitar 250 mil ke hilir.

Selain itu, pembuangan sianida menyebabkan ikan yang ditangkap membusuk hanya dalam waktu setengah jam.

Selain aksi tersebut, pada tahun 1994 sebagai remaja Francia bergabung dengan gerakan perlawanan terhadap perusahaan seperti Union Fenosa yang berencana mengalihkan sungai Ovejas menuju bendungan pembangkit listrik tenaga air Salvajina.

Selama tiga tahun, dia dan komunitasnya berjuang untuk sumber kehidupan mereka dan akhirnya berhasil mencegah proyek tersebut.

Terinspirasi oleh aksi masa mudanya dan masa depan kedua anaknya, Francia yang sudah dewasa memutuskan untuk pergi ke sekolah hukum.

Dia ingin belajar bagaimana membela hak-hak komunitasnya dari para penambang emas dan perkembangan mereka yang melanggar batas.

Perjuangannya tidak sampai disitu, pada tahun 2014 ketika ribuan penambang liar mulai membangun bendungan. Francia meninggalkan studinya dan kembali ke La Toma untuk melanjutkannya.

Francia kembali dengan membawa pasukan wanita untuk berbaris sejauh 350 mil ke Bogota, Kolombia untuk memprotes. Sekitar ada 80 wanita berbaris selama sepuluh hari berkemah di depan pembangunan tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2150 seconds (0.1#10.140)