Sejak Tahun 2000, 55 Jurnalis Palestina Tewas di Tangan Israel
loading...
A
A
A
RAMALLAH - Pasukan Israel telah membunuh 55 jurnalis Palestina sejak tahun 2000. Hal itu diungkapkan serikat jurnalis Palestina, seperti dilaporkan Anadolu Agency, Senin (9/1/2023).
"Lima puluh lima wartawan telah tewas, baik oleh tembakan atau pengeboman Israel sejak tahun 2000," kata Naser Abu Baker, Kepala Serikat Jurnalis Palestina (PJS), dalam konferensi pers di kota Ramallah, Tepi Barat.
Dia menambahkan bahwa dua jurnalis dibunuh oleh pasukan Israel pada tahun 2022, termasuk jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh.
Abu Akleh (51), seorang jurnalis Palestina-Amerika, tewas pada 11 Mei, dan Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan dia ditembak di kepala saat meliput serangan militer Israel di kota Jenin, Tepi Barat. Tentara Israel, bagaimanapun, mengatakan reporter itu kemungkinan besar dibunuh oleh tembakan yang "salah" dari seorang tentara Israel.
Beberapa agensi media terkemuka, termasuk Al Jazeera, CNN, Associated Press, Washington Post dan New York Times melakukan penyelidikan sendiri, yang semuanya sampai pada kesimpulan bahwa Abu Akleh tewas oleh peluru Israel.
Abu Baker mengatakan, jumlah tertinggi serangan Israel terhadap jurnalis Palestina dilaporkan di Yerusalem. "Serangan ini bertujuan untuk mencegah jurnalis menyampaikan kebenaran tentang situs suci Islam dan Kristen yang diekspos," tambahnya.
Abu Baker mengatakan, PJS mengambil langkah untuk membawa serangan Israel terhadap jurnalis ke Pengadilan Kriminal Internasional, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Mohammad Al-Lahham, Ketua Komite Kebebasan PJS, mengatakan 40 jurnalis Palestina ditahan oleh Pasukan Israel tahun lalu, 20 di antaranya masih di penjara.
Tidak ada komentar dari otoritas Israel atas laporan tersebut. Menurut angka Palestina, pasukan Israel membunuh 224 warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza tahun lalu.
Lihat Juga: 8 Fakta Sejarah Bahrain, dari Dapat Kemerdekaan dari Inggris hingga TampungPangkalan Militer AS
"Lima puluh lima wartawan telah tewas, baik oleh tembakan atau pengeboman Israel sejak tahun 2000," kata Naser Abu Baker, Kepala Serikat Jurnalis Palestina (PJS), dalam konferensi pers di kota Ramallah, Tepi Barat.
Dia menambahkan bahwa dua jurnalis dibunuh oleh pasukan Israel pada tahun 2022, termasuk jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh.
Abu Akleh (51), seorang jurnalis Palestina-Amerika, tewas pada 11 Mei, dan Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan dia ditembak di kepala saat meliput serangan militer Israel di kota Jenin, Tepi Barat. Tentara Israel, bagaimanapun, mengatakan reporter itu kemungkinan besar dibunuh oleh tembakan yang "salah" dari seorang tentara Israel.
Beberapa agensi media terkemuka, termasuk Al Jazeera, CNN, Associated Press, Washington Post dan New York Times melakukan penyelidikan sendiri, yang semuanya sampai pada kesimpulan bahwa Abu Akleh tewas oleh peluru Israel.
Abu Baker mengatakan, jumlah tertinggi serangan Israel terhadap jurnalis Palestina dilaporkan di Yerusalem. "Serangan ini bertujuan untuk mencegah jurnalis menyampaikan kebenaran tentang situs suci Islam dan Kristen yang diekspos," tambahnya.
Abu Baker mengatakan, PJS mengambil langkah untuk membawa serangan Israel terhadap jurnalis ke Pengadilan Kriminal Internasional, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Mohammad Al-Lahham, Ketua Komite Kebebasan PJS, mengatakan 40 jurnalis Palestina ditahan oleh Pasukan Israel tahun lalu, 20 di antaranya masih di penjara.
Tidak ada komentar dari otoritas Israel atas laporan tersebut. Menurut angka Palestina, pasukan Israel membunuh 224 warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza tahun lalu.
Lihat Juga: 8 Fakta Sejarah Bahrain, dari Dapat Kemerdekaan dari Inggris hingga TampungPangkalan Militer AS
(esn)