Mossad Tuding Iran Rencanakan Serangan ke Negara-negara Teluk
loading...
A
A
A
JEDDAH - Iran sedang merencanakan serangan baru terhadap negara-negara Teluk , serta berusaha untuk memperluas pasokan senjata canggih ke Rusia. Hal itu diungkapkan David Barnea, Kepala Badan Intelijen Israel, Mossad , Jumat (23/12/2022).
Barnea juga mengatakan, rezim Teheran mendorong program nuklirnya maju dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Kami memperingatkan terhadap niat masa depan Iran, yang mereka coba rahasiakan untuk memperdalam dan memperluas pasokan senjata canggih ke Rusia, untuk memperluas proyek pengayaan uranium dan untuk mengintensifkan serangan mereka terhadap negara-negara Muslim yang bersahabat di kawasan itu,” kata Barnea, seperti dikutip dari Arab News.
"Ketika satu tangan mengirim diplomat Iran ke Wina untuk negosiasi, tangan lainnya mengirim teroris Iran untuk membunuh orang tak berdosa di seluruh dunia," lanjut Barnea, yang menggambarkan rezim Iran sebagai "kurang ajar”.
Arab Saudi menyalahkan Iran atas serangan besar terhadap infrastruktur minyak di timur Kerajaan pada 2019, menggunakan drone bersenjata yang sama yang sekarang dikerahkan oleh pasukan Rusia di Ukraina.
Kerajaan Arab Saudi juga telah berulang kali diserang dalam beberapa tahun terakhir oleh drone, rudal, dan mortir yang diluncurkan oleh milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman. Houthi juga menyerang Abu Dhabi dengan drone pada Januari tahun ini.
Sementara Amerika Serikat (AS) telah menyatakan kekhawatiran atas "kemitraan pertahanan skala penuh" antara Teheran dan Moskow, yang menginvasi Ukraina Februari lalu. Teheran telah mengakui telah mengirim pesawat tak berawak ke Rusia, tetapi bersikeras mereka dipasok sebelum invasi.
Awal bulan ini Washington menggambarkan hubungan yang luas antara Iran dan Rusia yang melibatkan peralatan seperti helikopter dan jet tempur serta drone, yang menyebabkan sanksi baru AS.
Utusan Moskow untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa kompleks industri militer Rusia "tidak memerlukan bantuan siapa pun" dan mengatakan tuduhan drone telah dibantah beberapa kali.
Barnea juga mengatakan, rezim Teheran mendorong program nuklirnya maju dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Kami memperingatkan terhadap niat masa depan Iran, yang mereka coba rahasiakan untuk memperdalam dan memperluas pasokan senjata canggih ke Rusia, untuk memperluas proyek pengayaan uranium dan untuk mengintensifkan serangan mereka terhadap negara-negara Muslim yang bersahabat di kawasan itu,” kata Barnea, seperti dikutip dari Arab News.
"Ketika satu tangan mengirim diplomat Iran ke Wina untuk negosiasi, tangan lainnya mengirim teroris Iran untuk membunuh orang tak berdosa di seluruh dunia," lanjut Barnea, yang menggambarkan rezim Iran sebagai "kurang ajar”.
Arab Saudi menyalahkan Iran atas serangan besar terhadap infrastruktur minyak di timur Kerajaan pada 2019, menggunakan drone bersenjata yang sama yang sekarang dikerahkan oleh pasukan Rusia di Ukraina.
Kerajaan Arab Saudi juga telah berulang kali diserang dalam beberapa tahun terakhir oleh drone, rudal, dan mortir yang diluncurkan oleh milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman. Houthi juga menyerang Abu Dhabi dengan drone pada Januari tahun ini.
Sementara Amerika Serikat (AS) telah menyatakan kekhawatiran atas "kemitraan pertahanan skala penuh" antara Teheran dan Moskow, yang menginvasi Ukraina Februari lalu. Teheran telah mengakui telah mengirim pesawat tak berawak ke Rusia, tetapi bersikeras mereka dipasok sebelum invasi.
Awal bulan ini Washington menggambarkan hubungan yang luas antara Iran dan Rusia yang melibatkan peralatan seperti helikopter dan jet tempur serta drone, yang menyebabkan sanksi baru AS.
Utusan Moskow untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa kompleks industri militer Rusia "tidak memerlukan bantuan siapa pun" dan mengatakan tuduhan drone telah dibantah beberapa kali.
(esn)