Efek Argentina Juara Piala Dunia: Kaus Resmi Lionel Messi Sold Out

BUENOS AIRES - Adidas, sponsor resmi tim nasional sepak bola Argentina di Piala Dunia FIFA 2022, mengumumkan kaus nomor 10 Lionel Messi dalam warna bendera Argentina telah sold out atau terjual habis.

Itu adalah efek lain dari euforia kemenangan bersejarah tim Argentina atas Prancis dalam Piala Dunia 2022 di Qatar. Kemenangan itu juga telah mendongkrak ekonomi negara tersebut 0,25 persen.

Mengutip situs webnya pada Rabu (21/12/2022), perusahaan Adidas mengatakan kaus resmi Messi benar-benar kehabisan stok. Menurut mereka, para fans berjuang untuk membeli kaus tersebut bahkan sebelum final Piala Dunia.



Setelah pemain depan berusia 35 tahun itu membawa timnya meraih kemenangan 4-2 melalui adu penalti melawan Prancis, Messi-mania telah menyapu dunia. Oleh karena itu, merchandise resmi yang menampilkan pemain ikonik tersebut laris manis.

Situs-situs lain, seperti Amazon, juga kehabisan kaus Messi setelah dia mencetak dua gol pada final di Lusail Stadium, Qatar, pada 18 Desember.

Kaus bergambar Messi sebagai penyerang klub Prancis; Paris Saint-Germain (PSG), dilaporkan masih tersedia.

"Sejak kemenangan mereka yang membuat sejarah, kami telah memproduksi berbagai pakaian perayaan yang segera tersedia dan kami juga akan membuat versi baru dari jersey ikonik mereka, menampilkan tiga bintang untuk menandai Kejuaraan Dunia ketiga mereka, untuk penggemar di seluruh dunia sesegera mungkin," imbuh Adidas dalam sebuah pernyataan.

Pabrikan pakaian olahraga Jerman itu telah menikmati peningkatan penjualan, dilaporkan meraup £349 juta dalam penjualan terkait acara pada kuartal keempat tahun ini.

Pemenang Ballon d'Or tujuh kali Lionel Messi, yang sekarang dijuluki sebagai pemain terhebat sepanjang masa oleh para penggemar dan pakar, telah lama berharap untuk mengeklaim hadiah terbesar dalam olahraga--Piala Dunia, yang sebelumnya menghindarinya sepanjang kariernya.

Bagi Argentina, gelar Piala Dunia 2022 adalah yang pertama setelah "musim gersang" yang menyiksa sejak mengalahkan Jerman di Meksiko. Juara dunia dua kali itu mengangkat trofi pada 1978 dan 1986.