Putin Sebut Uni Eropa Keset AS

Jum'at, 16 Desember 2022 - 10:44 WIB
loading...
Putin Sebut Uni Eropa Keset AS
Presiden Rusia Vladimir Putin salahkan pemimpin Uni Eropa atas krisis Eropa. Foto/BBC
A A A
MOSKOW - Masalah ekonomi yang saat ini dihadapi Uni Eropa (UE), dan sikap tidak bersahabat yang Amerika Serikat (AS) terhadap Eropa, merupakan konsekuensi langsung dari kelemahan yang ditujukan oleh para pemimpin UE.

Hal itu diungkapkan Presiden Rusia Vladimir Putin selama pertemuan dewan Rusia untuk pembangunan strategis dan proyek nasional.

“Saat ini, mitra utama UE, AS, sedang mengejar kebijakan yang mengarah langsung ke deindustrialisasi Eropa. Mereka bahkan mencoba untuk mengeluh tentang itu kepada tuan Amerika mereka. Kadang-kadang bahkan dengan kebencian mereka bertanya 'Mengapa kamu melakukan ini pada kami?' Saya ingin bertanya: 'Apa yang kamu harapkan?' Apa lagi yang terjadi pada mereka yang membiarkan kaki mereka diusap?” kata Putin seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (16/12/2022).

Awal bulan ini, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen membunyikan alarm atas kebijakan ekonomi AS, mendesak UE untuk "mengambil tindakan" jika ingin dapat bersaing dengan industri hijau yang disubsidi pemerintah AS.



Von der Leyen mengecam keringanan pajak bagi konsumen yang membeli produk Amerika, yang diperkenalkan berdasarkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA), yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden pada Agustus lalu.

Politisi asal Jerman itu memperingatkan bahwa inisiatif semacam itu dapat menyebabkan persaingan yang tidak sehat, dapat menutup pasar, dan dengan demikian memecah rantai pasokan yang penting.

Pejabat tinggi UE lainnya telah berulang kali menyuarakan keprihatinan tentang resesi yang akan datang dan potensi deindustrialisasi selama beberapa dekade.

Awal Oktober, Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengatakan bahwa kecuali Brussel entah bagaimana memperbaiki situasi dengan melonjaknya harga energi, itu mempertaruhkan deindustrialisasi besar-besaran di benua Eropa dan konsekuensi jangka panjang yang mungkin sebenarnya sangat dalam.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1736 seconds (0.1#10.140)