Finlandia Ungkap Iuran Tahunan Keanggotaan NATO Capai Rp1,7 Triliun
loading...
A
A
A
HELSINKI - Finlandia berkomitmen mempertahankan pengeluaran pertahanannya sebesar 2% dari produk domestik bruto (PDB) ketika menjadi anggota NATO.
Tak hanya itu, Finlandia harus mengeluarkan tambahan 70-100 juta euro (Rp1,2 triliun-Rp1,7 triliun) untuk unit administratifnya dalam aliansi NATO per tahun.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Finlandia Pekka Haavisto mengatakan hal itu pada Selasa (13/12/2022).
“Biaya tahunan untuk bergabung dengan NATO, badan administrasi dan struktur komandonya diperkirakan mencapai 70-100 juta euro. Sebagai anggota NATO, Finlandia berkomitmen mempertahankan tingkat pengeluaran pertahanan setidaknya 2% dari PDB negara itu,” ujar Haavisto saat mempresentasikan RUU tentang keanggotaan NATO Finlandia ke parlemen.
Ditambahkannya, kebutuhan personel tambahan akibat kepesertaan akan menjadi 110 orang pada 2023 dan akan ditetapkan pada waktunya.
Keanggotaan juga akan mendorong volume dokumen rahasia yang lebih besar untuk diproses oleh otoritas Finlandia.
“Salah satu konsekuensi utama dari keanggotaan NATO untuk operasi pihak berwenang adalah pengorganisasian berbagai fungsi keamanan informasi nasional ke tingkat yang disediakan oleh persyaratan keamanan informasi NATO. Volume informasi rahasia akan meningkat, dan permintaan untuk pemrosesannya akan meningkat," papar Haavisto.
Ketua Parlemen Matti Vanhanen, pada gilirannya, mencatat RUU tersebut dapat diadopsi dengan cepat karena 188 dari 200 anggota parlemen telah memilih keanggotaan NATO pada musim semi.
Swedia dan Finlandia, di tengah operasi militer khusus Rusia di Ukraina, mengajukan keanggotaan NATO pada 18 Mei.
Hingga saat ini, hanya Turki dan Hongaria yang belum meratifikasi permohonan Swedia dan Finlandia untuk menjadi anggota NATO.
Tak hanya itu, Finlandia harus mengeluarkan tambahan 70-100 juta euro (Rp1,2 triliun-Rp1,7 triliun) untuk unit administratifnya dalam aliansi NATO per tahun.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Finlandia Pekka Haavisto mengatakan hal itu pada Selasa (13/12/2022).
“Biaya tahunan untuk bergabung dengan NATO, badan administrasi dan struktur komandonya diperkirakan mencapai 70-100 juta euro. Sebagai anggota NATO, Finlandia berkomitmen mempertahankan tingkat pengeluaran pertahanan setidaknya 2% dari PDB negara itu,” ujar Haavisto saat mempresentasikan RUU tentang keanggotaan NATO Finlandia ke parlemen.
Ditambahkannya, kebutuhan personel tambahan akibat kepesertaan akan menjadi 110 orang pada 2023 dan akan ditetapkan pada waktunya.
Keanggotaan juga akan mendorong volume dokumen rahasia yang lebih besar untuk diproses oleh otoritas Finlandia.
“Salah satu konsekuensi utama dari keanggotaan NATO untuk operasi pihak berwenang adalah pengorganisasian berbagai fungsi keamanan informasi nasional ke tingkat yang disediakan oleh persyaratan keamanan informasi NATO. Volume informasi rahasia akan meningkat, dan permintaan untuk pemrosesannya akan meningkat," papar Haavisto.
Ketua Parlemen Matti Vanhanen, pada gilirannya, mencatat RUU tersebut dapat diadopsi dengan cepat karena 188 dari 200 anggota parlemen telah memilih keanggotaan NATO pada musim semi.
Swedia dan Finlandia, di tengah operasi militer khusus Rusia di Ukraina, mengajukan keanggotaan NATO pada 18 Mei.
Hingga saat ini, hanya Turki dan Hongaria yang belum meratifikasi permohonan Swedia dan Finlandia untuk menjadi anggota NATO.
(sya)