AS Respons Keras Kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Arab Saudi

Kamis, 08 Desember 2022 - 02:01 WIB
loading...
AS Respons Keras Kunjungan...
Presiden China Xi Jinping disambut para pejabat Arab Saudi saat tiba di Riyadh, 7 Desember 2022. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Gedung Putih merespons keras kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Arab Saudi. Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan upaya China menyebarkan pengaruh ke seluruh dunia “tidak kondusif” bagi tatanan internasional.

Ditanya tentang kunjungan Xi, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Arab Saudi tetap menjadi sekutu penting AS, tetapi dia mengeluarkan peringatan atas China.

“Kami memperhatikan pengaruh yang coba dikembangkan China di seluruh dunia. Timur Tengah tentu saja merupakan salah satu kawasan di mana mereka ingin memperdalam tingkat pengaruhnya,” ujar dia.



Dia menambahkan, “Kami percaya banyak hal yang mereka coba kejar dan cara mereka berusaha mengejarnya tidak kondusif untuk melestarikan tatanan berbasis aturan internasional.”

Presiden AS Joe Biden telah menjadikan apa yang dia identifikasi sebagai persaingan global antara demokrasi dan otokrasi sebagai tema sentral kepresidenannya.

“Kami tidak meminta negara-negara untuk memilih antara Amerika Serikat dan China, tetapi seperti yang dikatakan presiden berkali-kali, kami percaya bahwa dalam kompetisi strategis ini Amerika Serikat pasti siap untuk memimpin,” tegas Kirby.



Washington memiliki hubungan komersial, diplomatik, dan militer yang erat dengan Arab Saudi, kerajaan Islam yang sangat berpengaruh di Timur Tengah.

Ketegangan baru meletus atas keputusan kartel OPEC+ yang dipimpin Saudi untuk memangkas produksi dalam upaya menaikkan harga minyak.

Langkah ini diklaim pemerintahan Biden berpotensi merugikan Partai Demokrat dalam pemilihan legislatif paruh waktu November lalu.

Kirby mengatakan Arab Saudi telah menjadi mitra strategis AS selama sekitar 80 tahun, tetapi mencatat Biden telah memerintahkan peninjauan kembali hubungan tersebut.

“Ya, setelah keputusan OPEC+ beberapa bulan lalu, kami sedang meninjau hubungan bilateral itu dan memastikan itu paling sesuai dengan kepentingan keamanan nasional Amerika. Pekerjaan itu sedang berlangsung,” pungkas Kirby.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1529 seconds (0.1#10.140)