Rusia: Bentrokan Kekuatan Nuklir Harus Dihindari, Eskalasi Bisa Lepas Kendali

Kamis, 01 Desember 2022 - 13:16 WIB
loading...
Rusia: Bentrokan Kekuatan...
Rusia menekankan perlunya menghindari bentrokan antara kekuatan nuklir dunia bahkan dengan senjata konvensional sekali pun. Foto/National Interest
A A A
MOSKOW - Pemerintah Rusia mengatakan segala jenis bentrokan antara kekuatan nuklir harus dihindari bahkan jika itu hanya melibatkan senjata konvensional.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov pada pertemuan dengan peserta program ilmiah dan pendidikan "Dialogue for the Future" pada hari Rabu.

Transkrip pernyataan Lavrov telah dipublikasikan di situs Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis (1/12/2022).

Lavrov mengenang bahwa atas prakarsa Moskow awal tahun ini, para pemimpin anggota tetap Dewan Keamanan PBB menegaskan bahwa tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir dan perang itu tidak boleh dilepaskan.

"Posisi Rusia jauh lebih luas: selain tidak dapat diterimanya perang semacam itu, perlu untuk menghindari bentrokan militer antara kekuatan nuklir, bahkan dengan penggunaan senjata konvensional. Eskalasi bisa lepas kendali,” katanya, seperti dikutip kantor berita TASS.



Lavrov menunjukkan bahwa Moskow akan terus menegakkan keamanan dan stabilitas global.

“Atas inisiatif Rusia, presiden [Rusia dan Amerika Serikat] Vladimir Putin dan Joe Biden pada 16 Juni 2021 menegaskan formula Gorbachev-Reagan: tidak ada pemenang dalam perang nuklir dan itu tidak boleh dilepaskan," imbuh Lavrov.

Kendati demikian, diplomat top Moskow itu mengecam Barat yang dia anggap telah mendorong Ukraina untuk terus berperang melawan Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah mengeluarkan serangkaian ancaman nuklir terselubung selama perang di Ukraina. Namun, beberapa pejabat tinggi Moskow telah berulang kali menyangkal rencana Moskow untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina dan menuduh Barat meningkatkan taruhan nuklir.

Negara-negara Barat, dipimpin oleh Amerika Serikat, telah memberikan paket dukungan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Ukraina untuk mendukung perangnya melawan invasi Rusia.

Moskow sebelumnya mengatakan dukungan militer itu membuat NATO menjadi pihak dalam konflik, meskipun kedua belah pihak telah menekankan pentingnya menghindari konfrontasi langsung.

Ukraina bukan anggota NATO, tetapi berusaha untuk bergabung dengan aliansi tersebut—sesuatu yang masih jauh dari prospek.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1764 seconds (0.1#10.140)