Mantan PM Jepang Yoshiro Mori: Zelensky Buat Rakyat Ukraina Menderita

Senin, 21 November 2022 - 18:23 WIB
loading...
Mantan PM Jepang Yoshiro...
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto/REUTERS
A A A
TOKYO - Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshiro Mori menyatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membuat rakyat di negaranya “menderita.”

Dia menambahkan media di Jepang bias dalam meliput konflik Rusia dan Ukraina.

“Saya tidak begitu mengerti mengapa hanya (Presiden Rusia Vladimir) Putin yang dikritik sementara Tuan Zelensky tidak bertanggung jawab sama sekali. Ini bermasalah. Tuan Zelensky telah membuat banyak orang Ukraina menderita,” ujar Mori dalam pidatonya di acara politik di Tokyo pada Jumat (18/11/2022), seperti dikutip Kyodo News.

“Media Jepang bias ke satu sisi. Hal ini dipengaruhi laporan dari Barat. Mau tidak mau saya merasa mereka hanya mengandalkan laporan Eropa dan Amerika,” papar dia.



Mori mengkritik posisi Perdana Menteri Jepang saat ini Fumio Kishida tentang konflik tersebut sebagai "sepihak" dan condong ke Amerika Serikat (AS).

Mori juga memperingatkan Rusia dapat "menggunakan senjata nuklir" jika situasinya memburuk.

Putin menegaskan kembali bulan lalu bahwa Moskow akan mematuhi doktrin nuklirnya, yang menyatakan Rusia akan menggunakan persenjataan nuklirnya hanya sebagai tanggapan atas serangan dengan senjata pemusnah massal atau “jika keberadaan negara itu sendiri dipertaruhkan.”



Setelah memegang berbagai jabatan kabinet pada 1980-an dan 90-an, Mori menjabat sebagai perdana menteri dari 2000-2001.

Dia kemudian memimpin panitia penyelenggara Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020, tetapi mengundurkan diri beberapa bulan sebelum acara dimulai karena skandal pernyataan seksis yang dia buat di suatu pertemuan.

Jepang, bersama dengan banyak negara Barat, memberlakukan sanksi terhadap Rusia setelah melancarkan operasi militernya di Ukraina pada akhir Februari.

Moskow menanggapi dengan memasukkan lebih dari 380 anggota parlemen Jepang ke daftar hitam dan melarang Kishida dan anggota kabinet tinggi lainnya memasuki negara itu.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1526 seconds (0.1#10.140)