Candaan Anwar Ibrahim: Mahathir Mohamad Akan Demam Jika Saya Jadi PM Malaysia
loading...
A
A
A
KUALA LUMPUR - Anwar Ibrahim , Ketua Pakatan Harapan (PH), melontarkan candaan yang menohok untuk rival politiknya, Mahathir Mohammad, dalam kampanye menjelang pemilu Malaysia.
"Pada hari saya menjadi perdana menteri (PM), Mahathir akan demam," katanya, disambut sorak sorai dari kerumunan simpatisan Pakatan Harapan di Penang.
"Tapi saya akan tetap mendoakan dia baik-baik saja," lanjut Anwar, seperti dikutip MalayMail, Senin (7/11/2022).
Menurutnya, Mahathir Mohamad (97)—sekarang menjadi Ketua Gerakan Tanah Air—hanya terobsesi untuk menghalangi dirinya menjadi perdana menteri dan memimpin negara Malaysia.
Anwar Ibraim memuji massa pemilih Penang karena kesetiaan mereka kepada Pakatan Harapan selama bertahun-tahun.
Mahathir dulunya dikenal sebagai mentor Anwar Ibrahim yang kemudian berubah menjadi musuh politik ketika Anwar dipenjara atas tuduhan sodomi.
Kedua politisi ini bersatu pada pemilu 2018 dan berhasil mengalahkan United Malays National Organisation (UMNO) pimpinan Najib Razak.
Kekalahan UMNO membuat Mahathir terpilih kembali menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia. Saat itu, Mahathir disebut menjanjikan Anwar sebagai penggantinya—yang pada akhirnya tidak dipenuhi.
Anwar, dalam kampanyenya, mengingat waktu ketika para anggota Parlemen dari UMNO menandatangani deklarasi yang menunjukkan dukungan mereka kepadanya untuk menjadi PM Malaysia, namun dia menolak bersekutu dengan mereka.
"Pada hari saya menjadi perdana menteri (PM), Mahathir akan demam," katanya, disambut sorak sorai dari kerumunan simpatisan Pakatan Harapan di Penang.
"Tapi saya akan tetap mendoakan dia baik-baik saja," lanjut Anwar, seperti dikutip MalayMail, Senin (7/11/2022).
Menurutnya, Mahathir Mohamad (97)—sekarang menjadi Ketua Gerakan Tanah Air—hanya terobsesi untuk menghalangi dirinya menjadi perdana menteri dan memimpin negara Malaysia.
Anwar Ibraim memuji massa pemilih Penang karena kesetiaan mereka kepada Pakatan Harapan selama bertahun-tahun.
Mahathir dulunya dikenal sebagai mentor Anwar Ibrahim yang kemudian berubah menjadi musuh politik ketika Anwar dipenjara atas tuduhan sodomi.
Kedua politisi ini bersatu pada pemilu 2018 dan berhasil mengalahkan United Malays National Organisation (UMNO) pimpinan Najib Razak.
Kekalahan UMNO membuat Mahathir terpilih kembali menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia. Saat itu, Mahathir disebut menjanjikan Anwar sebagai penggantinya—yang pada akhirnya tidak dipenuhi.
Anwar, dalam kampanyenya, mengingat waktu ketika para anggota Parlemen dari UMNO menandatangani deklarasi yang menunjukkan dukungan mereka kepadanya untuk menjadi PM Malaysia, namun dia menolak bersekutu dengan mereka.