Mengerikan, Vladimir Putin Isyaratkan 'Hiroshima-kan' Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan referensi serangan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945 sebagai cara untuk memenangkan perang.
Referensi mengerikan itu disampaikan dalam percakapan telepon terbaru dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Itu diungkap sumber-sumber diplomatik yang mengetahui percakapan kedua pemimpin tersebut kepada Mail Online, Minggu (6/11/2022). Dengan melontarkan referensi itu, Putin mengisyaratkan akan "Hiroshima-kan" Ukraina untuk memenangkan perang Rusia.
“Putin mengungkapkan pandangan bahwa pengeboman—yang memicu penyerahan Jepang dan berakhirnya Perang Dunia II—menunjukkan bahwa ‘Anda tidak perlu menyerang kota-kota besar untuk menang,” kata sumber-sumber diplomatik tersebut.
Pada tahun 1945, AS menjatuhkan bom atom pertama mereka di Hiroshima, Jepang. Tiga hari kemudian, AS menargetkan kota kedua Jepang, Nagasaki.
Bom atom pertama dijuluki sebagai "Little Boy" dan bom atom kedua dijuluki "Fat Man". Ratusan ribu orang tewas dalam serangan mengerikan tersebut.
Vladimir Putin—yang telah menghadapi kemunduran dalam invasi Rusia ke Ukraina—sering mengancam bahwa dia dapat menggunakan senjata nuklir taktis untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
“Macron jelas khawatir. Kedengarannya seperti petunjuk yang sangat berat bahwa Putin mungkin meledakkan senjata nuklir taktis di timur Ukraina, sambil membiarkan Kiev tetap utuh," lanjut sumber-sumber diplomatik yang dikutip Mail Online.
“Itu tampaknya menjadi dorongan dari sambutannya.”
Referensi mengerikan itu disampaikan dalam percakapan telepon terbaru dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Itu diungkap sumber-sumber diplomatik yang mengetahui percakapan kedua pemimpin tersebut kepada Mail Online, Minggu (6/11/2022). Dengan melontarkan referensi itu, Putin mengisyaratkan akan "Hiroshima-kan" Ukraina untuk memenangkan perang Rusia.
“Putin mengungkapkan pandangan bahwa pengeboman—yang memicu penyerahan Jepang dan berakhirnya Perang Dunia II—menunjukkan bahwa ‘Anda tidak perlu menyerang kota-kota besar untuk menang,” kata sumber-sumber diplomatik tersebut.
Pada tahun 1945, AS menjatuhkan bom atom pertama mereka di Hiroshima, Jepang. Tiga hari kemudian, AS menargetkan kota kedua Jepang, Nagasaki.
Bom atom pertama dijuluki sebagai "Little Boy" dan bom atom kedua dijuluki "Fat Man". Ratusan ribu orang tewas dalam serangan mengerikan tersebut.
Vladimir Putin—yang telah menghadapi kemunduran dalam invasi Rusia ke Ukraina—sering mengancam bahwa dia dapat menggunakan senjata nuklir taktis untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
“Macron jelas khawatir. Kedengarannya seperti petunjuk yang sangat berat bahwa Putin mungkin meledakkan senjata nuklir taktis di timur Ukraina, sambil membiarkan Kiev tetap utuh," lanjut sumber-sumber diplomatik yang dikutip Mail Online.
“Itu tampaknya menjadi dorongan dari sambutannya.”