Rusia Ancam Balas Jika Israel Pasok Senjata ke Ukraina

Senin, 07 November 2022 - 07:20 WIB
loading...
A A A
“Kami berjuang melawan [sebuah] serikat besar baru, Rusia dan Iran, dan sekarang saya berharap Israel akan membantu kami, dan akan bereaksi keras terhadap ini,” katanya, menambahkan bahwa menurut intelijen dari Ukraina dan negara-negara lain, Rusia telah mengakuisisi sekitar 1.500 drone serang Iran.

Pada hari Minggu, Duta Besar Ukraina untuk Israel Yevgen Korniychuk juga mengatakan, "Telah ada kemajuan pada beberapa masalah teknis yang berkaitan dengan pertahanan, terutama mengenai tawaran Israel untuk menyediakan teknologi peringatan rudal."

Saat memberikan bantuan kemanusiaan, Israel telah mempertahankan kebijakan ketat untuk tidak memberikan bantuan militer ke Ukraina sejak pasukan Rusia melakukan invasi pada 24 Februari, termasuk sistem yang dapat membantunya mencegat serangan rudal dan drone Moskow.

Alasan di balik keputusan itu adalah kebutuhan strategis Israel untuk mempertahankan kebebasan operasi di Suriah, sebagai bagian dari upayanya untuk mencegah kubu Iran di depan pintunya.

Untuk itu, Israel bekerja sama dengan militer Rusia yang sebagian besar menguasai wilayah udara Suriah. Para pejabat Israel juga menyatakan ketakutannya bahwa teknologi militer canggih bisa jatuh ke tangan musuh dan menyebutkan keterbatasan produksi dan pasokan.

Dalam dugaan pengembangan hubungan lain antara Rusia dan Iran, CNN melaporkan pada Jumat bahwa Teheran telah meminta bantuan dari Kremlin untuk program nuklirnya jika gagal memulihkan kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan Barat.

Mengutip pejabat intelijen AS yang diberi pengarahan tentang masalah ini, CNN melaporkan bahwa Iran meminta Rusia untuk bahan nuklir dan bahan bakar yang dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk membangun senjata nuklir.

Namun, tidak jelas apakah Moskow—yang menentang prospek Iran yang bersenjata nuklir—telah setuju untuk membantu Teheran.

Delegasi PBB Iran dan Kementerian Luar Negeri Rusia tidak menanggapi permintaan CNN untuk mengomentari laporan tersebut.

Negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 tetap terhenti selama berbulan-bulan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1393 seconds (0.1#10.140)