Lockdown Sukses, Korban Meninggal di Eropa Turun Drastis

Selasa, 14 April 2020 - 08:48 WIB
loading...
Lockdown Sukses, Korban...
Sejumlah polisi menjaga pos pemeriksaan untuk mengontrol pengendara mobil yang akan memasuki Kota Roma, Italia, kemarin. Foto/Reuters
A A A
PARIS - Jumlah pasien terinfeksi virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia di Italia dan Prancis mengalami penurunan drastis. Itu menunjukkan titik klimaks infeksi virus corona di Eropa menunjukkan penurunan.

Badan Perlindungan Sipil Italia melaporkan jumlah korban meninggal dunia hanya 431 orang dalam 24 jam terakhir pada Minggu (12/4/2020) waktu setempat, dibandingkan dengan 619 pada hari sebelumnya. Itu menjadi jumlah korban meninggal dunia terendah sejak 19 Maret lalu. Jumlah kasus baru juga menunjukkan penurunan dari 4.092 orang dari sebelumnya 4.694 kasus.

Melansir Reuters, di Italia, jumlah korban meninggal dunia mencapai 19.899 orang dan terbanyak kedua setelah Amerika Serikat (AS). Jumlah pasien yang terkonfirmasi terinfeksi virus corona mencapai 156.363 kasus dan tertinggi kedua setelah AS dan Spanyol. Sebanyak 3.343 orang masih dirawat di ruang perawatan intensif dan 34.211 pasien dinyatakan sembuh.

Prancis juga mengalami penurunan jumlah pasien terinfeksi virus corona yang meninggal dunia. Sebanyak 315 pasien meninggal dunia pada Minggu (12/4) dibandingkan sebelumnya mencapai 345 orang meninggal dunia. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, perlunya isolasi wilayah terus dilanjutkan. Isolasi wilayah di Prancis telah diberlakukan sejak 17 Maret lalu dan bisa menurunkan jumlah korban meninggal akibat virus corona dan bisa memperlambat penyebaran. “Isolasi wilayah bisa memerangi virus korona dan harus diterapkan dalam beberapa pekan mendatang,” kata Macron.

Kementerian Kesehatan Prancis juga menyatakan data epidemi Covid-19 menunjukkan dinamikanya, tetapi itu terus menyerang negara ini. “Penerapan denda, bertahan di rumah, menjaga jarak minimal 1 meter bisa memberikan dampak nyata,” demikian pernyataan mereka.

Sementara itu, PM Spanyol Pedro Sanchez menegaskan bahwa negaranya bisa memperlonggar isolasi wilayah jika terjadi kemajuan dalam perang melawan virus corona. Hal itu disebabkan banyak perusahaan di Spanyol hendak membuka kembali bisnisnya pada pekan ini.

Jumlah korban meninggal di Spanyol pada Minggu lalu menunjukkan kenaikan cukup tajam dibandingkan tiga hari lalu yang mencapai 619 orang. Dengan demikian, jumlah korban meninggal mencapai 16.972 orang dan jumlah kasus virus corona mengalami kenaikan 2,5% hingga 166.019 orang.

Sebenarnya, jumlah kematian yang dilaporkan pada Sabtu (11/4/2020) lalu menunjukkan titik terendah sejak satu pekan lalu. “Kita masih jauh dari kemenangan dan dari momen kita bisa hidup normal kembali. Tapi, kita sudah menunjukkan langkah tegas menuju kemenangan,” papar Sanchez. Namun, Pemerintah Spanyol pun berencana mencabut beberapa aturan isolasi wilayah yang diberlakukan pada 27 Maret lalu dan mengizinkan beberapa sektor bisnis bisa kembali bekerja. Sanchez mengungkapkan keputusan itu setelah berkonsultasi dengan Komite Sains.

Tapi, pemimpin Catalonia Quim Torra mengkritik kebijakan Pemerintah Spanyol sebagai sesuatu yang tak bertanggung jawab. “Itu berisiko memicu wabah baru dan isolasi wilayah kedua yang lebih berbahaya,” ujarnya.

Penurunan jumlah kematian dan kasus virus korona bukan hanya di Italia dan Jerman, Australia dan Selandia juga dibilang sukses menangkal penyebaran virus corona. Selandia Baru dan Australia menyatakan siap membuka kembali ekonominya, namun tetap memberlakukan aturan jaga jarak.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Pulih dari Covid-19,...
Pulih dari Covid-19, PM Singapura Diizinkan Kembali Bekerja
PM Singapura Positif...
PM Singapura Positif Covid-19 Usai Lawatan ke Afrika
Pandemi Corona Sebabkan...
Pandemi Corona Sebabkan 10 Ribu Personel AD Amerika Alami Obesitas
WHO Masih Terus Cari...
WHO Masih Terus Cari Asal-usul Pandemi Covid-19
Setelah Hampir 3 Tahun,...
Setelah Hampir 3 Tahun, Hong Kong Cabut Kewajiban Penggunaan Masker
Direktur FBI: Kebocoran...
Direktur FBI: Kebocoran Laboratorium China Mungkin Penyebab Pandemi Covid-19
Sempat Dirawat Intensif,...
Sempat Dirawat Intensif, 2 Pasien Positif Covid-19 Meninggal Dunia
Pakistan Lancarkan Operasi...
Pakistan Lancarkan Operasi Militer ke India, Serang Tiga Pangkalan Udara
Pakistan Tak Akan Gunakan...
Pakistan Tak Akan Gunakan Senjata Nuklir Lawan India, tapi...
Rekomendasi
Dari Rafale hingga Tejas:...
Dari Rafale hingga Tejas: Intip Koleksi Jet Tempur Mematikan Milik India!
Soal Kebijakan Dedi...
Soal Kebijakan Dedi Mulyadi, PBNU: Pengiriman Anak Nakal ke Pesantren Jauh Lebih Baik
Misi Dagang Khofifah...
Misi Dagang Khofifah Sukses Besar, Rudy Mas'ud: Inisiatif Cerdas Untungkan Rakyat Kecil
Berita Terkini
Pilot Non-Muslim Pakistan...
Pilot Non-Muslim Pakistan Ini yang Pertama Tembus Pertahanan India, Siapa Dia?
Trump: India dan Pakistan...
Trump: India dan Pakistan Sepakat untuk Gencatan Senjata
Pakistan Tangkap Pilot...
Pakistan Tangkap Pilot Perempuan Pertama India setelah Pesawatnya Ditembak
Pakistan Klaim Tak Ada...
Pakistan Klaim Tak Ada Opsi Perang Nuklir dengan India, Ini Alasannya
Pakistan Hancurkan Sistem...
Pakistan Hancurkan Sistem Pertahanan S-400 Senilai Rp24,7 Triliun Milik India
Militer India Akui Kerugian...
Militer India Akui Kerugian Besar Akibat Serangan Pakistan
Infografis
Ngonten di Depan Rumah...
Ngonten di Depan Rumah Korban Kebakaran LA, Uya Kuya Bakal Diperiksa MKD
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved