Makin Banyak Tentara Jerman Menolak Berperang, Pilih Mundur

Jum'at, 28 Oktober 2022 - 13:43 WIB
loading...
Makin Banyak Tentara...
Tentara Jerman yang baru direkrut dari Batalyon Infanteri Mekanik 411 mengambil posisi selama latihan di area pelatihan militer di Viereck, Jerman, 8 Agustus 2018. Foto/REUTERS/Fabrizio Bensch
A A A
BERLIN - Hampir empat kali lipat lebih banyak tentara Jerman, tentara cadangan, dan personel terlatih lainnya yang meminta meninggalkan pekerjaannya tahun ini dibandingkan tahun 2021.

Kabar itu diungkap dalam laporan media tersebut. Peningkatan itu terjadi ketika Jerman memperdalam keterlibatannya di Ukraina dan berusaha membangun kembali angkatan bersenjatanya.

“Militer Jerman atau Bundeswehr menerima 810 permintaan untuk mendaftar sebagai penentang hati nurani dalam delapan bulan pertama tahun ini, naik dari 209 sepanjang tahun 2021,” ungkap laporan Der Spiegel pada Rabu, mengutip angka-angka dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) Jerman yang dilihat AFP.



Dengan mendaftarkan penolakan mereka untuk berperang, tentara memenuhi syarat untuk meninggalkan dinas militer dan dapat mengajukan status mereka sebagai penentang hati nurani bahkan saat wajib militer diperkenalkan kembali.

Lebih sedikit prajurit aktif dan wanita menyerahkan pemberitahuan mereka, dengan Bundeswehr menerima 136 penolakan untuk berperang tahun ini, turun dari 176 tahun lalu.

Namun, 190 tentara cadangan menolak, naik dari 10 tentara cadangan tahun lalu. Ada tambahan 484 penolakan dari orang-orang yang menunggu pekerjaan di angkatan bersenjata, naik dari 23 pada tahun 2021.



Kementerian tidak menjelaskan peningkatan tersebut, tetapi Wakil Pemimpin Partai Kiri Sevim Dagdelen mengklaim, “Angka tersebut mencerminkan kekhawatiran tentang konsekuensi eskalasi militer pemerintah federal di Ukraina.”

Meskipun Jerman secara resmi bukan pihak dalam konflik di Ukraina, Jerman telah mengabaikan penolakan awalnya untuk menyediakan persenjataan ofensif bagi pasukan Kiev.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2207 seconds (0.1#10.140)