Terungkap, Pemimpin Wanita ISIS Siksa Anak-anaknya untuk Kepuasan Seksual

Rabu, 26 Oktober 2022 - 00:03 WIB
loading...
Terungkap, Pemimpin...
Allison Fluke-Ekren, wanita Amerika Serikat yang diadili karena menjadi pemimpin batalyon wanita kelompok ISIS di Suriah. Foto/via New York Post
A A A
WASHINGTON - Seorang penduduk asli Kansas, Amerika Serikat (AS), diadili karena memimpin batalyon wanita dari kelompok Islamic State atau ISIS . Anggota keluarganya mengatakan dia memiliki sejarah panjang perilaku mengerikan yang mencakup pelecehan seksual dan fisik terhadap anak-anaknya sendiri.

Jaksa mengutip tuduhan pelecehan dalam mencari hukuman maksimum 20 tahun untuk Allison Fluke-Ekren (42), ketika dia akan dijatuhi hukuman pada 1 November 2022 karena memberikan dukungan material kepada kelompok ISIS.

“Allison Fluke-Ekren mencuci otak gadis-gadis muda dan melatih mereka untuk membunuh. Dia mengukir jalan teror, menjerumuskan anak-anaknya sendiri ke dalam kekejaman yang tak terduga dengan melecehkan mereka secara fisik, psikologis, emosional, dan seksual,” kata Asisten Pertama Jaksa AS Raj Parekh dalam memo hukuman yang menguraikan tuduhan anak-anak Fluke-Ekren sendiri dan juga oleh orang tuanya.



Fluke-Ekren mengaku bersalah atas tuduhan terorisme setelah dia mengakui bahwa dia memimpin Khatiba Nusaybah, sebuah batalyon wanita dari ISIS, di mana sekitar 100 wanita dan anak perempuan—beberapa berusia 10 tahun—belajar cara menggunakan senjata otomatis dan meledakkan granat dan sabuk bom bunuh diri.

Memo hukuman Parekh menjelaskan bagaimana Fluke-Ekren berubah dari masa kanak-kanak di sebuah pertanian seluas 81 hektare di Overbrook, Kansas, menjadi seorang pemimpin ISIS, melakukan perjalanan dari Kansas ke Mesir ke Libya dan kemudian ke wilayah yang dikuasai ISIS di Suriah.

Sepanjang jalan dia memiliki 12 anak dan lima suami yang berbeda, beberapa di antaranya tewas dalam pertempuran.

Selama bertahun-tahun, keluarga dan kenalan Fluke-Ekren menggambarkannya sebagai kekuatan pendorong yang mendorong suami keduanya ke radikalisasi dan meyakinkannya untuk membawanya dan anak-anaknya ke Mesir.

Menurut jaksa, rencananya untuk batalyon wanita diabaikan dan ditolak oleh kelompok teroris lain seperti Jabhat al-Nusra, dan hanya ISIS yang akhirnya menyetujui idenya.

Orang tua Fluke-Ekren menggambarkannya sebagai orang yang manipulatif dan sulit sejak awal.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1808 seconds (0.1#10.140)