Eks Bos CIA: AS Bisa Langsung Campur Tangan di Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mungkin secara langsung campur tangan dalam konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev, bahkan jika tidak ada ancaman bagi negara-negara anggota NATO.
Hal itu diungakpkan pensiunan jenderal Angkatan Darat AS David Petraeus kepada mingguan L'Express Prancis.
Mantan Direktur CIA itu percaya bahwa Washington mungkin membentuk koalisi baru yang bersedia dalam skenario seperti itu dan menggunakannya sebagai pengganti NATO.
"Rusia dapat mengambil beberapa tindakan di Ukraina yang akan sangat mengejutkan dan sangat mengerikan sehingga akan memicu tanggapan dari AS dan negara-negara lain," katanya.
"Mereka mungkin bereaksi dengan satu atau lain cara, tetapi sebagai kekuatan multinasional yang dipimpin oleh AS dan bukan sebagai kekuatan NATO,” ia menambahkan seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (23/10/2022).
Jenderal AS itu meyakini bahwa NATO kemungkinan masih akan terikat oleh perjanjiannya dan hanya akan bergabung dalam konflik jika Pasal 5 diterapkan, yaitu jika salah satu anggotanya diserang.
Petraeus juga mengatakan bahwa Moskow tidak tertarik untuk meningkatkan konflik dan mengubahnya menjadi perang global.
"Konflik yang lebih luas adalah hal terakhir yang dibutuhkan Presiden Rusia Vladimir Putin saat ini," tambahnya.
Sebelumnya pada bulan Oktober, Petraeus mengklaim bahwa AS dapat memusnahkan semua pasukan Rusia di Ukraina, bersama dengan armada Laut Hitam Rusia, jika Moskow menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Pada hari Sabtu, dia kembali mengulangi kata-kata ini dengan mengatakan bahwa tanggapan Washington terhadap langkah seperti itu di pihak Rusia akan melibatkan lebih dari tindakan diplomatik, ekonomi dan hukum.
Hal itu diungakpkan pensiunan jenderal Angkatan Darat AS David Petraeus kepada mingguan L'Express Prancis.
Mantan Direktur CIA itu percaya bahwa Washington mungkin membentuk koalisi baru yang bersedia dalam skenario seperti itu dan menggunakannya sebagai pengganti NATO.
"Rusia dapat mengambil beberapa tindakan di Ukraina yang akan sangat mengejutkan dan sangat mengerikan sehingga akan memicu tanggapan dari AS dan negara-negara lain," katanya.
"Mereka mungkin bereaksi dengan satu atau lain cara, tetapi sebagai kekuatan multinasional yang dipimpin oleh AS dan bukan sebagai kekuatan NATO,” ia menambahkan seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (23/10/2022).
Jenderal AS itu meyakini bahwa NATO kemungkinan masih akan terikat oleh perjanjiannya dan hanya akan bergabung dalam konflik jika Pasal 5 diterapkan, yaitu jika salah satu anggotanya diserang.
Petraeus juga mengatakan bahwa Moskow tidak tertarik untuk meningkatkan konflik dan mengubahnya menjadi perang global.
"Konflik yang lebih luas adalah hal terakhir yang dibutuhkan Presiden Rusia Vladimir Putin saat ini," tambahnya.
Sebelumnya pada bulan Oktober, Petraeus mengklaim bahwa AS dapat memusnahkan semua pasukan Rusia di Ukraina, bersama dengan armada Laut Hitam Rusia, jika Moskow menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Pada hari Sabtu, dia kembali mengulangi kata-kata ini dengan mengatakan bahwa tanggapan Washington terhadap langkah seperti itu di pihak Rusia akan melibatkan lebih dari tindakan diplomatik, ekonomi dan hukum.