Gawat, Eks Presiden Rusia Pertimbangkan Gunakan Nuklir Lawan Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - NATO tidak akan campur tangan jika Moskow menggunakan senjata nuklir melawan Ukraina. Hal itu diungkapkan mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengklaim bahwa negara Barat pendukung Kiev tidak akan mau mati dalam kiamat nuklir untuk Ukraina.
Meski begitu, Medvedev mengatakan sangat tidak mungkin akan muncul kondisi di Ukraina yang membuat Rusia akan meresponsnya dengan nuklir.
Medvedev membuat pernyataan itu saat membahas hipotetis penggunaan senjata nuklir oleh Rusia di media sosial. Dia menepis pernyataan politisi Barat, yang telah memperingatkan Moskow agar tidak menggunakan nuklir, sebagai "hasutan diare."
"Kondisi yang memungkinkan penggunaan senjata nuklir Rusia dinyatakan dengan jelas dan terbuka dalam doktrin nuklir negara," kata Medvedev seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (27/9/2022).
Moskow mengatakan hanya akan menggunakan senjata paling mematikan jika atau salah satu sekutunya diserang dengan senjata pemusnah massal atau jika keberadaannya dipertaruhkan dalam konflik konvensional.
"Secara hipotetis, jika Ukraina mengancam keberadaan Rusia, Moskow dapat menggunakan senjata nuklir," tambah Medvedev, tetapi taruhannya akan terlalu tinggi bagi pihak ketiga untuk terlibat.
“Saya percaya NATO tidak akan campur tangan dalam konflik bahkan dalam skenario ini. Keamanan Washington, London, Brussel lebih penting bagi Aliansi daripada nasib Ukraina yang tak berguna dan binasa,” prediksi Medvedev.
“Mengirim senjata modern ke Ukraina hanyalah bisnis dengan bumbu kebencian ekstra terhadap kami. Tidak lebih,” katanya.
“Demagog (Amerika) dan Eropa tidak akan mati dalam kiamat nuklir. Inilah sebabnya mengapa mereka akan menelan penggunaan senjata apa pun dalam konflik yang sedang berlangsung,” ia menambahkan.
Peringatan terbaru terhadap penggunaan senjata nuklir dipimpin oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyusul pidato Presiden Vladimir Putin pekan lalu, di mana pemimpin Rusia itu mengklaim Washington dan sekutunya berusaha untuk memisahkan Rusia.
Dia memperingatkan bahwa Moskow akan menggunakan semua alat yang ada untuk mempertahankan diri.
Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia, juga memperingatkan bahwa negara itu tidak akan mentolerir tetangga musuh yang bersenjata nuklir.
Presiden Ukraina Vladimir Zelensky sebelumnya mengesankan bahwa komitmen Kiev untuk tidak memiliki senjata nuklir dapat ditarik. Gagasan itu, yang disuarakan Zelensky saat berpidato di Konferensi Keamanan Munich pada pertengahan Februari, memicu tanggapan marah dari Moskow, yang menganggap pernyataan itu sebagai ancaman serius bagi Rusia.
Meski begitu, Medvedev mengatakan sangat tidak mungkin akan muncul kondisi di Ukraina yang membuat Rusia akan meresponsnya dengan nuklir.
Medvedev membuat pernyataan itu saat membahas hipotetis penggunaan senjata nuklir oleh Rusia di media sosial. Dia menepis pernyataan politisi Barat, yang telah memperingatkan Moskow agar tidak menggunakan nuklir, sebagai "hasutan diare."
"Kondisi yang memungkinkan penggunaan senjata nuklir Rusia dinyatakan dengan jelas dan terbuka dalam doktrin nuklir negara," kata Medvedev seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (27/9/2022).
Moskow mengatakan hanya akan menggunakan senjata paling mematikan jika atau salah satu sekutunya diserang dengan senjata pemusnah massal atau jika keberadaannya dipertaruhkan dalam konflik konvensional.
"Secara hipotetis, jika Ukraina mengancam keberadaan Rusia, Moskow dapat menggunakan senjata nuklir," tambah Medvedev, tetapi taruhannya akan terlalu tinggi bagi pihak ketiga untuk terlibat.
“Saya percaya NATO tidak akan campur tangan dalam konflik bahkan dalam skenario ini. Keamanan Washington, London, Brussel lebih penting bagi Aliansi daripada nasib Ukraina yang tak berguna dan binasa,” prediksi Medvedev.
“Mengirim senjata modern ke Ukraina hanyalah bisnis dengan bumbu kebencian ekstra terhadap kami. Tidak lebih,” katanya.
“Demagog (Amerika) dan Eropa tidak akan mati dalam kiamat nuklir. Inilah sebabnya mengapa mereka akan menelan penggunaan senjata apa pun dalam konflik yang sedang berlangsung,” ia menambahkan.
Peringatan terbaru terhadap penggunaan senjata nuklir dipimpin oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyusul pidato Presiden Vladimir Putin pekan lalu, di mana pemimpin Rusia itu mengklaim Washington dan sekutunya berusaha untuk memisahkan Rusia.
Dia memperingatkan bahwa Moskow akan menggunakan semua alat yang ada untuk mempertahankan diri.
Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia, juga memperingatkan bahwa negara itu tidak akan mentolerir tetangga musuh yang bersenjata nuklir.
Presiden Ukraina Vladimir Zelensky sebelumnya mengesankan bahwa komitmen Kiev untuk tidak memiliki senjata nuklir dapat ditarik. Gagasan itu, yang disuarakan Zelensky saat berpidato di Konferensi Keamanan Munich pada pertengahan Februari, memicu tanggapan marah dari Moskow, yang menganggap pernyataan itu sebagai ancaman serius bagi Rusia.
(ian)