5 Warisan Dunia UNESCO Semarakkan Malam Budaya Indonesia di Argentina
loading...
A
A
A
BUENOS AIRES - Lima warisan dunia UNESCO dari Indonesia; Tari Saman, angklung, gamelan, batik, dan wayang, ditampilkan di "Malam Budaya Indonesia" di Buenos Aires, Argentina.
Pementasan yang berlangsung pada 22 September tersebut berhasil memukau 400 diplomat negara sahabat dan para warga Argentina yang hadir.
Tari Saman merupakan persembahan pembuka di malam itu. Suara lantang "syeikh" dari belakang ruang teater menggema di seluruh sisi ruangan dan mengejutkan para penonton.
Para penari Saman sontak muncul dari belakang kursi penonton dan menuju ke atas panggung untuk menari. Mereka menunjukkan kelihaian gerak tangan mereka dalam berbagai gerakan rumit yang melibatkan koordinasi antar penari.
Dara Danisa Elgul, mahasiswi Argentina yang merupakan salah satu penari Saman merasa senang dapat menjadi bagian dari kelompok tari ini. "Suatu pengalaman yang luar biasa ketika orang memberi tepuk tangan meriah dan menghargai apa yang kita tampilkan," katanya.
Salah satu penonton, Gonzalo Meschengieser, mengaku sangat terpukau dengan tarian ini. Baginya, kekompakan dan kelincahan gerak para penari Saman membuat tarian ini memiliki daya tarik tersendiri.
Bukan itu saja, dia juga menyukai pula pertunjukan angklung yang memainkan lagu Libertango karya maestro musisi Argentina, Astor Piazzola.
Lagu Argentina itu menjadi salah satu lagu yang dimainkan grup angklung Damai bersama diaspora Indonesia dan keluarga besar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Buenos Aires.
Libertango dilantunkan bersama dengan lagu tradisional Indonesia lainnya, yaitu Bubuy Bulan, Suara Suling, dan Mojang Priangan. Nuansa musik riang yang menjadi ciri khas angklung membuat suasana di teater menjadi semakin hidup.
Foto/KBRI Buenos Aires
Akan tetapi, yang menjadi suguhan utama di malam itu adalah orkestra gamelan yang dibawakan oleh Sang Bagaskara.
Pementasan yang berlangsung pada 22 September tersebut berhasil memukau 400 diplomat negara sahabat dan para warga Argentina yang hadir.
Tari Saman merupakan persembahan pembuka di malam itu. Suara lantang "syeikh" dari belakang ruang teater menggema di seluruh sisi ruangan dan mengejutkan para penonton.
Para penari Saman sontak muncul dari belakang kursi penonton dan menuju ke atas panggung untuk menari. Mereka menunjukkan kelihaian gerak tangan mereka dalam berbagai gerakan rumit yang melibatkan koordinasi antar penari.
Dara Danisa Elgul, mahasiswi Argentina yang merupakan salah satu penari Saman merasa senang dapat menjadi bagian dari kelompok tari ini. "Suatu pengalaman yang luar biasa ketika orang memberi tepuk tangan meriah dan menghargai apa yang kita tampilkan," katanya.
Salah satu penonton, Gonzalo Meschengieser, mengaku sangat terpukau dengan tarian ini. Baginya, kekompakan dan kelincahan gerak para penari Saman membuat tarian ini memiliki daya tarik tersendiri.
Bukan itu saja, dia juga menyukai pula pertunjukan angklung yang memainkan lagu Libertango karya maestro musisi Argentina, Astor Piazzola.
Lagu Argentina itu menjadi salah satu lagu yang dimainkan grup angklung Damai bersama diaspora Indonesia dan keluarga besar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Buenos Aires.
Libertango dilantunkan bersama dengan lagu tradisional Indonesia lainnya, yaitu Bubuy Bulan, Suara Suling, dan Mojang Priangan. Nuansa musik riang yang menjadi ciri khas angklung membuat suasana di teater menjadi semakin hidup.
Foto/KBRI Buenos Aires
Akan tetapi, yang menjadi suguhan utama di malam itu adalah orkestra gamelan yang dibawakan oleh Sang Bagaskara.