4 Perjanjian Damai Israel dan Palestina yang Pernah Dibuat

Rabu, 21 September 2022 - 16:25 WIB
loading...
4 Perjanjian Damai Israel dan Palestina yang Pernah Dibuat
Jabat tangan yang terkenal antara pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina saat itu, Yasser Arafat, dan Yitzhak Rabin, perdana menteri Israel saat itu, di Gedung Putih era Presiden AS Bill Clinton pada 1993. Foto/Gary Hershorn/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Dalam sejarahnya, Israel mendeklarasikan berdirinya negara Zionis pada tahun 1948. Hal tersebut menjadikan ketegangan antara Israel dengan negara-negara Arab semakin runyam.

Dikutip dari laman History, pasca pendirian negara Israel, koalisi negara Arab menyatukan kekuatan dan berperang.

Tel Aviv memenangkan pertempuran tersebut dan merebut wilayah milik warga pribumi Palestina.

Setelah gencatan senjata yang ditengahi PBB, Israel perlahan juga mencapai kesepakatan formal dengan Mesir, Yordania, hingga Suriah pada 1949.

Kesepakatan ini menjadikan Israel sebagai pemegang kendali atas wilayah yang ditaklukannya selama konflik.

Meski beberapa negara Arab telah membuka normalisasi hubungan dengan Israel, hal tersebut tidak berlaku untuk Palestina. Konflik antar kedua pihak bahkan masih berlangsung sampai saat ini.

Dalam riwayatnya, terdapat berbagai perjanjian damai Israel dan Palestina yang pernah dibuat. Hanya saja, semuanya masih belum bisa merealisasikan perdamaian antar negara ini.

Berikut sejumlah perjanjian yang pernah dibuat:

1. Perjanjian Oslo I 1993

Pada September 1993, Israel dan Palestine Liberation Organization (PLO) menandatangani Deklarasi Prinsip tentang pengaturan pemerintahan sendiri sementara yang dikenal sebagai Kesepakatan Oslo di Gedung Putih.

Dikutip dari laman Office of The Historian, Israel yang kala itu diwakili Perdana Menteri Yitzhak Rabin mengakui PLO sebagai wakil dari Palestina. Sedangkan PLO sendiri akan mengakui juga hak Israel untuk hidup damai.

Selain itu, kedua belah pihak juga telah sepakat bahwa Otoritas Palestina (PA) akan dibentuk untuk memikul tanggung jawab pemerintahan di Tepi Barat dan Jalur Gaza selama periode lima tahun.

Nantinya, pembicaraan status permanen tentang masalah perbatasan, pengungsi, dan Yerusalem akan kembali diadakan.

Sayangnya, pada November 1995 Rabin dibunuh oleh Yigal Amir, warga Israel yang menentang kesepakatan Oslo atas dasar agama.

Setelahnya, pembunuhan tersebut diikuti serangkaian serangan teroris oleh Hamas dan merusak perjanjian yang sempat dilakukan.

2. KTT Camp David 2000

KTT Camp David berlangsung pada 11 hingga 24 Juli 2000 di retret presiden, Camp David. Dikutip dari laman Jewish Virtual Library, pertemuan ini dihadiri PM Israel Ehud Barak, Ketua Otoritas Palestina (PA) Yasser Arafat, serta Presiden Bill Clinton.

Tujuan pertemuan itu adalah guna merundingkan penyelesaian konflik Israel-Palestina sesuai dengan perjanjian Oslo 1993. Namun, para pihak terkait tidak dapat mencapai kesepakatan.

Pembicaraan lain kembali diadakan di Gedung Putih dari 19 hingga 23 Desember 2000 dengan tujuan yang sama, yakni untuk merundingkan penyelesaian akhir.

Pada 20 Desember, Menteri Luar Negeri Israel Shlomo Ben-Ami dan negosiator Otoritas Palestina Saeb Erekat bertemu dengan Presiden Clinton untuk mencoba membahas berbagai kesepakatan.

Sayangnya, karena masa jabatan Clinton dan Barak segera berakhir, penyelesaian akhir dari pertemuan tersebut tidak mencapai hasil yang konkret.

3. Road Map Kuartet Perdamaian Timur Tengah 2003

Kuartet diplomatik yang terdiri dari PBB, Amerika Serikat, Federasi Rusia, dan Uni Eropa merilis Road Map sebagai bagian dari solusi permanen untuk konflik di Timur Tengah.

Dikutip dari laman United Nations, dalam pernyataan bersama Menteri Luar Negeri AS Colin Powell, Menteri Luar Negeri Rusia Igor Ivanov, dan beberapa perwakilan lain menyebut bahwa kuartet ini mempersembahkan kepada Pemerintah Israel dan Otoritas Palestina sebuah Road Map.

Adapun tujuannya sendiri untuk mewujudkan visi bersama Amerika Serikat, Uni Eropa, Federasi Rusia serta PBB agar Israel dan Palestina hidup berdampingan dalam damai dan keamanan.

Di Markas Besar PBB di New York, Sekretaris Jenderal menawarkan Road Map tersebut sebagai solusi untuk mengakhiri konflik yang panjang dan menyakitkan.

"Saya berharap, saat kami terus maju dengan implementasinya, kedua belah pihak akan menerimanya dan melihatnya sebagai peluang untuk mengakhiri konflik ini," papar Sekjen PBB.

4. Rencana Perdamaian Trump 2020

Pada 20 Januari 2020, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pernah merilis Rencana Perdamaian Timur Tengah untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang sudah berlangsung sangat lama.

Dikutip dari laman Aljazeera, Trump menyebut rencana tersebut sebagai “Kesepakatan Abad Ini”. Dalam visi tersebut terdapat sekitar 181 halaman mencakup banyak perjanjian yang diusulkan.

Beberapa diantaranya adalah mengakui Al Quds sebagai ibu kota negara Palestina di masa depan, sekaligus mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Selain itu, ada juga usulan yang menjanjikan investasi USD50 miliar termasuk untuk pembangunan terowongan Tepi Barat dan Jalur Gaza.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1493 seconds (0.1#10.140)