Kapal Pesiarnya Disita, Miliarder Rusia Tuntut Bea Cukai Prancis

Jum'at, 16 September 2022 - 02:00 WIB
loading...
Kapal Pesiarnya Disita, Miliarder Rusia Tuntut Bea Cukai Prancis
Kapal Pesiarnya Disita, Miliarder Rusia Tuntut Bea Cukai Prancis. FOTO/Reuters
A A A
PARIS - Seorang miliarder Rusia , Aleksei Kuzmichev, menuntut pihak berwenang Prancis untuk mendapatkan kembali akses ke dua kapal pesiarnya . Ia beralasan, petugas Bea Cukai Prancis tidak memiliki hak untuk melumpuhkan dua kapal itu, meskipun berada dalam daftar sanksi Uni Eropa (UE).

Kuzmichev, salah satu pemegang saham utama Alfa-Bank Rusia, yang dikenai sanksi oleh UE pada bulan Maret karena hubungannya dengan Presiden Vladimir Putin, mengajukan banding agar Bea Cukai Prancis tidak mengambil alih dua kapal pesiarnya, "La Petite Ourse" dan "La Petite Ourse II".



"Jika Anda memiliki properti untuk digunakan sendiri, seperti kapal pesiar, Anda memiliki hak untuk menggunakannya, bahkan jika itu dibekukan," kata Philippe Blanchetier, pengacara Kuzmichiev, yang membawa kasus ini ke pengadilan di Paris pada Rabu (14/9/2022).

"Tidak satu pun dari laporan inspeksi yang mengisyaratkan kemungkinan pelanggaran," ujar Blanchetier. “Menjadi orang Rusia dan kaya tidak selalu membuat Anda menjadi preman,” lanjutnya.

Seperti dilaporkan Reuters, Kuzmichev juga memiliki mobil dan real estat di Prancis, yang juga tidak dapat dia jual atau sewa karena sanksi. Namun, menurut pengacaranya, Kuzmichev masih memiliki hak untuk menggunakan mobil dan properti tersebut.



“Saya tidak tahu mengapa perbedaannya adalah ketika itu adalah kapal pesiar,” lanjut Blanchetier. Dia juga berpendapat bahwa ada kesalahan prosedural dalam penyitaan.

Kantor bea cukai Prancis tidak segera menanggapi permintaan komentar. “Putusan atas permintaan Kuzmichev untuk mendapatkan kembali penggunaan kapal pesiarnya berakhir pada 5 Oktober,” kata Blanchetier.

Kuzmichev, yang memiliki kekayaan hampir USD7 miliar menurut Forbes, ikut mendirikan grup investasi internasional LetterOne, yang menjadi milik beberapa grup telekomunikasi, tetapi meninggalkan dewan manajemen perusahaan pada bulan Maret.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1016 seconds (0.1#10.140)