Anggota NATO: Risiko Perang dengan Rusia Serius dalam 3-10 Tahun
loading...
A
A
A
WARSAWA - Polandia bisa berakhir dalam konflik militer dengan Rusia dalam tiga sampai sepuluh tahun. Peringatan itu diungkapkan Wakil Menteri Pertahanan Polandia Marcin Osiepa kepada surat kabar Polandia, DGP, dalam wawancara yang diterbitkan pada Rabu (7/9/2022).
“Warsawa akan membutuhkan waktu yang tersisa sebelum perang untuk mendapatkan senjata sebanyak mungkin,” papar dia.
“Ada risiko serius perang dengan Rusia,” ungkap Osiepa, seraya menambahkan waktu potensi perang ini tergantung “pada bagaimana konflik di Ukraina berakhir.”
Menurut pejabat itu, “Pada akhirnya akan tergantung pada berapa tahun Rusia perlu membangun kembali potensi militernya.”
Dia tidak mengidentifikasi faktor tambahan apa pun yang dapat meningkatkan atau mengurangi risiko konflik.
Ociepa mengangkat isu tersebut sambil menggambarkan “realitas geopolitik” yang seharusnya memaksa Polandia untuk secara cepat meningkatkan potensi pertahanannya sendiri.
“Kita harus menggunakan waktu ini untuk mempersenjatai kembali Angkatan Darat Polandia secara maksimal,” ujar dia kepada surat kabar itu.
Dia membela apa yang disebut media Polandia sebagai anggaran pertahanan “rekor”, ditambah dengan biaya tambahan “tidak terdefinisi” tertentu.
“Rancangan anggaran negara Polandia untuk tahun depan mencatat rekor pengeluaran untuk angkatan bersenjata, sebesar 97 miliar zloty (USD20,52 miliar),” papar laporan kantor berita Polandia PAP.
“Beberapa dana tambahan untuk memodernisasi tentara akan dikumpulkan melalui Dana Dukungan Angkatan Bersenjata ekstra-anggaran yang dikelola bank negara Polandia BGK,” ungkap PAP.
Menurut pernyataan pemerintah Polandia, dana yang dibuat pada musim semi lalu menerima "sumbangan" dari siapa pun yang bersedia "memberikan kontribusi" untuk pertahanan Polandia.
Menurut Ociepa, dana tersebut dapat berjumlah sekitar 30-40 miliar zloty (USD6,36-USD8,48 miliar).
“Jumlah pastinya tetap tidak terdefinisi karena akan bergantung pada pasar keuangan,” papar laporan PAP.
Warsawa menyebut dugaan ancaman dari Rusia selama beberapa waktu. Sejak peluncuran operasi militer Moskow di Ukraina pada akhir Februari, Polandia bersama dengan negara-negara Baltik telah meminta AS dan NATO untuk dukungan militer tambahan, dengan alasan dugaan ancaman ini.
Moskow, sementara itu, bersikeras ekspansi blok itu ke perbatasannya adalah salah satu alasan serangan di Ukraina.
Pada Rabu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg membela bantuan militer blok itu ke Kiev dengan menyatakan, jika berhasil di Ukraina, Rusia mungkin mengambil risiko “serangan terhadap sekutu NATO.”
Polandia telah menjadi salah satu pendukung setia Kiev sejak awal konflik dan juga mengambil posisi garis keras dalam hubungan dengan Moskow.
Secara khusus, Polandia berhenti mengeluarkan visa untuk warga Rusia dan merupakan salah satu anggota UE yang mengadvokasi larangan visa di seluruh blok untuk Rusia.
“Warsawa akan membutuhkan waktu yang tersisa sebelum perang untuk mendapatkan senjata sebanyak mungkin,” papar dia.
“Ada risiko serius perang dengan Rusia,” ungkap Osiepa, seraya menambahkan waktu potensi perang ini tergantung “pada bagaimana konflik di Ukraina berakhir.”
Menurut pejabat itu, “Pada akhirnya akan tergantung pada berapa tahun Rusia perlu membangun kembali potensi militernya.”
Dia tidak mengidentifikasi faktor tambahan apa pun yang dapat meningkatkan atau mengurangi risiko konflik.
Ociepa mengangkat isu tersebut sambil menggambarkan “realitas geopolitik” yang seharusnya memaksa Polandia untuk secara cepat meningkatkan potensi pertahanannya sendiri.
“Kita harus menggunakan waktu ini untuk mempersenjatai kembali Angkatan Darat Polandia secara maksimal,” ujar dia kepada surat kabar itu.
Dia membela apa yang disebut media Polandia sebagai anggaran pertahanan “rekor”, ditambah dengan biaya tambahan “tidak terdefinisi” tertentu.
“Rancangan anggaran negara Polandia untuk tahun depan mencatat rekor pengeluaran untuk angkatan bersenjata, sebesar 97 miliar zloty (USD20,52 miliar),” papar laporan kantor berita Polandia PAP.
“Beberapa dana tambahan untuk memodernisasi tentara akan dikumpulkan melalui Dana Dukungan Angkatan Bersenjata ekstra-anggaran yang dikelola bank negara Polandia BGK,” ungkap PAP.
Menurut pernyataan pemerintah Polandia, dana yang dibuat pada musim semi lalu menerima "sumbangan" dari siapa pun yang bersedia "memberikan kontribusi" untuk pertahanan Polandia.
Menurut Ociepa, dana tersebut dapat berjumlah sekitar 30-40 miliar zloty (USD6,36-USD8,48 miliar).
“Jumlah pastinya tetap tidak terdefinisi karena akan bergantung pada pasar keuangan,” papar laporan PAP.
Warsawa menyebut dugaan ancaman dari Rusia selama beberapa waktu. Sejak peluncuran operasi militer Moskow di Ukraina pada akhir Februari, Polandia bersama dengan negara-negara Baltik telah meminta AS dan NATO untuk dukungan militer tambahan, dengan alasan dugaan ancaman ini.
Moskow, sementara itu, bersikeras ekspansi blok itu ke perbatasannya adalah salah satu alasan serangan di Ukraina.
Pada Rabu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg membela bantuan militer blok itu ke Kiev dengan menyatakan, jika berhasil di Ukraina, Rusia mungkin mengambil risiko “serangan terhadap sekutu NATO.”
Polandia telah menjadi salah satu pendukung setia Kiev sejak awal konflik dan juga mengambil posisi garis keras dalam hubungan dengan Moskow.
Secara khusus, Polandia berhenti mengeluarkan visa untuk warga Rusia dan merupakan salah satu anggota UE yang mengadvokasi larangan visa di seluruh blok untuk Rusia.
(sya)