Militer Pakistan Selamatkan 2.000 Orang yang Terdampar Akibat Banjir
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - Militer Pakistan telah menyelamatkan 2.000 orang yang terdampar akibat meningkatnya air banjir dalam bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim. Sepertiga wilayah negara Asia Selatan itu telah terendam oleh air dan masih terus bertambah.
"Rekor hujan monsun dan gletser yang mencair di pegunungan utara membawa banjir yang telah menewaskan sedikitnya 1.208 orang, termasuk 416 anak-anak," kata Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) Pakistan seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (2/9/2022).
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah meminta bantuan USD160 juta untuk membantu mengatasi apa yang dikatakannya sebagai bencana iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika Angkatan Laut Pakistan menyebar ke pedalaman untuk melakukan operasi bantuan di daerah-daerah yang menyerupai laut.
Di distrik Dadu di Sindh, salah satu provinsi yang paling parah terkena dampak, beberapa desa terendam air setinggi 3,35 m, menurut Bashir Khan, seorang penduduk setempat yang berhubungan dengan orang-orang yang tersisa di daerah tersebut.
"Rumah saya terendam air, saya telah meninggalkan tempat saya empat hari lalu bersama keluarga saya," katanya kepada Reuters.
Ia mengatakan di Mehar, daerah tetangga Dadu, penduduk sedang membangun tanggul dalam upaya mencegah air banjir memasuki kota.
Daerah Sindh telah meminta kamp-kamp bantuan untuk mengerahkan dokter wanita dan petugas medis tambahan, untuk memastikan perawatan yang memadai karena lebih banyak wanita hamil dan ibu muda mengungsi karena banjir.
Angkatan Laut Pakistan dalam sebuah pernyataan mengatakan telah menerbangkan lebih dari 150 orang dari desa-desa di Dadu pada hari Kamis.
Pada hari Jumat, militer Pakistan mengatakan telah mengevakuasi sekitar 50.000 orang, termasuk 1.000 melalui udara, sejak upaya penyelamatan dimulai.
"Selama 24 jam terakhir, 1.991 orang yang terdampar telah dievakuasi," kata militer Pakistan dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa hampir 163 ton pasokan bantuan juga telah dikirim ke korban banjir.
Kantor Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa beberapa penerbangan bantuan kemanusiaan akan tiba pada hari Jumat ini dari negara-negara Timur Tengah seperti Qatar dan Uni Emirat Arab.
Sementara itu pejabat cuaca memperkirakan akan lebih banyak hujan dan banjir bandang di bulan September, dengan wilayah selatan negara itu bersiap menghadapi gelombang air dari Sungai Indus.
Pakistan telah menerima hampir hujan 190 persen lebih banyak daripada rata-rata 30 tahun di kuartal dari Juni hingga Agustus, dengan total 390,7 mm.
"Rekor hujan monsun dan gletser yang mencair di pegunungan utara membawa banjir yang telah menewaskan sedikitnya 1.208 orang, termasuk 416 anak-anak," kata Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) Pakistan seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (2/9/2022).
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah meminta bantuan USD160 juta untuk membantu mengatasi apa yang dikatakannya sebagai bencana iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika Angkatan Laut Pakistan menyebar ke pedalaman untuk melakukan operasi bantuan di daerah-daerah yang menyerupai laut.
Di distrik Dadu di Sindh, salah satu provinsi yang paling parah terkena dampak, beberapa desa terendam air setinggi 3,35 m, menurut Bashir Khan, seorang penduduk setempat yang berhubungan dengan orang-orang yang tersisa di daerah tersebut.
"Rumah saya terendam air, saya telah meninggalkan tempat saya empat hari lalu bersama keluarga saya," katanya kepada Reuters.
Ia mengatakan di Mehar, daerah tetangga Dadu, penduduk sedang membangun tanggul dalam upaya mencegah air banjir memasuki kota.
Daerah Sindh telah meminta kamp-kamp bantuan untuk mengerahkan dokter wanita dan petugas medis tambahan, untuk memastikan perawatan yang memadai karena lebih banyak wanita hamil dan ibu muda mengungsi karena banjir.
Angkatan Laut Pakistan dalam sebuah pernyataan mengatakan telah menerbangkan lebih dari 150 orang dari desa-desa di Dadu pada hari Kamis.
Pada hari Jumat, militer Pakistan mengatakan telah mengevakuasi sekitar 50.000 orang, termasuk 1.000 melalui udara, sejak upaya penyelamatan dimulai.
"Selama 24 jam terakhir, 1.991 orang yang terdampar telah dievakuasi," kata militer Pakistan dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa hampir 163 ton pasokan bantuan juga telah dikirim ke korban banjir.
Kantor Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa beberapa penerbangan bantuan kemanusiaan akan tiba pada hari Jumat ini dari negara-negara Timur Tengah seperti Qatar dan Uni Emirat Arab.
Sementara itu pejabat cuaca memperkirakan akan lebih banyak hujan dan banjir bandang di bulan September, dengan wilayah selatan negara itu bersiap menghadapi gelombang air dari Sungai Indus.
Pakistan telah menerima hampir hujan 190 persen lebih banyak daripada rata-rata 30 tahun di kuartal dari Juni hingga Agustus, dengan total 390,7 mm.
(ian)