Wanita Ukraina Ini Tersangka Bom Mobil yang Tewaskan Putri Si 'Otak Putin'
loading...
A
A
A
"Pembunuh Dasha [Darya] sudah ada di Estonia," katanya.
"Estonia tidak akan--tentu saja--mengekstradisi," ujarnya.
“Saya pikir kami memiliki cukup banyak profesional yang ingin mengagumi menara di sekitar Tallinn.”
Sementara itu, Alexader Dugin (60) menuntut "lebih dari sekadar balas dendam atau pembalasan" atas kematian putrinya.
Dia bersikeras Rusia harus menang dalam perang melawan Ukraina.
“Sebagai akibat dari serangan teroris yang dilakukan oleh rezim Nazi Ukraina, pada 20 Agustus, ketika kembali dari festival di dekat Moskow, putri saya Darya Dugina dibunuh secara brutal oleh ledakan di depan mata saya," katanya.
“Dia adalah seorang gadis Ortodoks yang cantik, seorang patriot, seorang koresponden militer, seorang ahli jaringan pusat, dan seorang filsuf," imbuh dia.
"Estonia tidak akan--tentu saja--mengekstradisi," ujarnya.
“Saya pikir kami memiliki cukup banyak profesional yang ingin mengagumi menara di sekitar Tallinn.”
Sementara itu, Alexader Dugin (60) menuntut "lebih dari sekadar balas dendam atau pembalasan" atas kematian putrinya.
Dia bersikeras Rusia harus menang dalam perang melawan Ukraina.
“Sebagai akibat dari serangan teroris yang dilakukan oleh rezim Nazi Ukraina, pada 20 Agustus, ketika kembali dari festival di dekat Moskow, putri saya Darya Dugina dibunuh secara brutal oleh ledakan di depan mata saya," katanya.
“Dia adalah seorang gadis Ortodoks yang cantik, seorang patriot, seorang koresponden militer, seorang ahli jaringan pusat, dan seorang filsuf," imbuh dia.
(min)