Tentara Rusia di Ukraina Keracunan Bahan Kimia Berbahaya, Kiev Dituding Pelakunya

Minggu, 21 Agustus 2022 - 00:01 WIB
loading...
Tentara Rusia di Ukraina Keracunan Bahan Kimia Berbahaya, Kiev Dituding Pelakunya
Tempat penyimpanan terbuka untuk pengumpulan amunisi mudah terbakar yang mengandung bahan beracun. Foto/Sputnik/Ilya Pitalev
A A A
MOSKOW - Beberapa tentara Rusia yang terlibat dalam operasi militer di Ukraina dirawat di rumah sakit karena keracunan bahan kimia yang berbahaya.

Kabar tersebut diungkapkan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia pada Sabtu (20/8/2022).

“Jejak toksin Botulinum Tipe B, yang merupakan racun organik asal buatan, telah ditemukan dalam sampel yang diambil dari para prajurit,” papar Kemhan Rusia, menuduh Kiev melakukan "terorisme kimia."



“Pasukan Rusia dirawat di rumah sakit dengan tanda-tanda keracunan parah setelah ditempatkan di dekat desa Vasilyevka di Wilayah Zaporozhye pada 31 Juli,” ungkap pernyataan itu.

“Rezim Zelensky telah mengizinkan serangan teroris dengan penggunaan zat beracun terhadap personel dan warga sipil Rusia menyusul serangkaian kekalahan militer di Donbass dan daerah lainnya,” tegas Kemhan Rusia.

Moskow berencana mengirim tes laboratorium dari para prajurit ke Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).



Toksin botulinum, sering disebut "racun ajaib," adalah salah satu zat biologis paling beracun yang diketahui sains.

Diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinum, racun itu menghalangi pelepasan neurotransmitter asetilkolin, hingga menyebabkan kelumpuhan otot.

Toksin botulinum Tipe A telah digunakan dalam pengobatan dalam dosis kecil dalam beberapa dekade terakhir, terutama untuk mengobati gangguan yang ditandai dengan gerakan otot yang terlalu aktif.

Racun itu juga terkenal dalam tata rias dengan nama singkatnya, Botox.

Namun, toksin Botulinum merupakan ancaman besar sebagai senjata biologis karena kemudahan produksi dan distribusinya, serta tingkat kematian yang tinggi akibat keracunan.

Pemulihan hanya mungkin dilakukan setelah periode perawatan intensif yang lama.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1371 seconds (0.1#10.140)