BREAKING NEWS-Israel Bombardir Gaza, 7 Tewas Termasuk Komandan Brigade al-Quds
loading...
A
A
A
GAZA - Jet-jet tempur Israel membombardir Jalur Gaza, Palestina, Jumat (5/8/2022). Laporan sementara tujuh orang tewas termasuk seorang komandan Brigade al-Quds dan seorang gadis cilik.
Taysir al-Jabari, seorang komandan Brigade Al-Quds—lengan militer Jihad Islam Palestina (PIJ)—tewas dalam serangan udara di sebuah apartemen di Menara Palestina di pusat Kota Gaza. Demikian konfirmasi PIJ.
Kementerian kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya tujuh orang tewas termasuk al-Jabari dan seorang anak perempuan lima tahun. Sebanyak 40 orang terluka dan dirawat di rumah sakit akibat serangan Israel.
Asap mengepul dari lantai tujuh gedung di Kota Gaza.
“Kami baru saja makan siang hari Jumat dan anak-anak saya sedang bermain. Tiba-tiba sebuah ledakan besar menghantam menara tempat kami tinggal. Kami melarikan diri. Suara itu sangat besar. Kami sangat terkejut karena tempat itu penuh dengan warga sipil. Saya melihat banyak korban yang dievakuasi,” kata seorang warga kepada Al Jazeera dengan pakaian berlumuran darah.
Serangan Israel itu menyusul ketegangan selama berhari-hari dengan PIJ setelah penangkapan pasukan Zionis terhadap seorang komandan senior kelompok tersebut di Tepi Barat.
Tidak segera jelas apa yang ditargetkan Israel atau seberapa besar situasinya akan meningkat. Beberapa ledakan terdengar dan terlihat di seluruh Gaza. Drone-drone pengintai Israel terdengar melayang di atas wilayah yang terkepung.
“IDF [Pasukan Pertahanan Israel] saat ini menyerang di Jalur Gaza. Situasi khusus telah diumumkan di depan rumah Israel,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Israel menutup jalan di sekitar Gaza awal pekan ini dan mengirim bala bantuan ke perbatasan saat bersiap untuk merespons setelah penangkapan seorang anggota senior kelompok PIJ di Tepi Barat—wilayah Palestina yang diduduki Israel—pada hari Senin.
Fawzi Barhoum, juru bicara Hamas, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya akan merespons eskalasi.
“Musuh Israel adalah orang yang memulai eskalasi terhadap [kelompok] perlawanan di Gaza, dan kejahatan baru telah dilakukan, dan memikul tanggung jawab penuh,” kata Barhoum.
“[Kelompok] perlawanan akan membela rakyat kami di Jalur Gaza dengan segala yang dimilikinya dan akan terus merespons.”
Ahmed Mudalal, seorang pejabat PIJ di Gaza, mengatakan kelompok itu telah mengajukan tuntutan kepada Israel melalui mediator Mesir, termasuk pembebasan pemimpin yang ditahan dan tahanan lain, penghentian serangan Tepi Barat, dan pencabutan blokade Gaza. Dia mengatakan mereka belum menerima tanggapan.
Israel dan Hamas—yang memerintah Gaza—telah berperang empat kali dan terlibat dalam beberapa pertempuran kecil selama 15 tahun terakhir.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengunjungi komunitas di dekat Gaza pada hari Jumat, mengatakan pihak berwenang sedang mempersiapkan tindakan yang akan menghilangkan ancaman dari wilayah ini, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
“Kami akan beroperasi dengan ketahanan internal dan kekuatan eksternal untuk memulihkan kehidupan rutin di selatan Israel,” katanya.
“Kami tidak mencari konflik, namun kami tidak akan ragu untuk membela warga kami, jika diperlukan.”
Israel dan Mesir telah mempertahankan blokade ketat di Gaza selama 14 tahun, dan para kritikus mengatakan kebijakan itu sama dengan hukuman kolektif terhadap 2 juta penduduk Palestina di kawasan itu.
Taysir al-Jabari, seorang komandan Brigade Al-Quds—lengan militer Jihad Islam Palestina (PIJ)—tewas dalam serangan udara di sebuah apartemen di Menara Palestina di pusat Kota Gaza. Demikian konfirmasi PIJ.
Kementerian kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya tujuh orang tewas termasuk al-Jabari dan seorang anak perempuan lima tahun. Sebanyak 40 orang terluka dan dirawat di rumah sakit akibat serangan Israel.
Asap mengepul dari lantai tujuh gedung di Kota Gaza.
“Kami baru saja makan siang hari Jumat dan anak-anak saya sedang bermain. Tiba-tiba sebuah ledakan besar menghantam menara tempat kami tinggal. Kami melarikan diri. Suara itu sangat besar. Kami sangat terkejut karena tempat itu penuh dengan warga sipil. Saya melihat banyak korban yang dievakuasi,” kata seorang warga kepada Al Jazeera dengan pakaian berlumuran darah.
Serangan Israel itu menyusul ketegangan selama berhari-hari dengan PIJ setelah penangkapan pasukan Zionis terhadap seorang komandan senior kelompok tersebut di Tepi Barat.
Tidak segera jelas apa yang ditargetkan Israel atau seberapa besar situasinya akan meningkat. Beberapa ledakan terdengar dan terlihat di seluruh Gaza. Drone-drone pengintai Israel terdengar melayang di atas wilayah yang terkepung.
“IDF [Pasukan Pertahanan Israel] saat ini menyerang di Jalur Gaza. Situasi khusus telah diumumkan di depan rumah Israel,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Israel menutup jalan di sekitar Gaza awal pekan ini dan mengirim bala bantuan ke perbatasan saat bersiap untuk merespons setelah penangkapan seorang anggota senior kelompok PIJ di Tepi Barat—wilayah Palestina yang diduduki Israel—pada hari Senin.
Fawzi Barhoum, juru bicara Hamas, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya akan merespons eskalasi.
“Musuh Israel adalah orang yang memulai eskalasi terhadap [kelompok] perlawanan di Gaza, dan kejahatan baru telah dilakukan, dan memikul tanggung jawab penuh,” kata Barhoum.
“[Kelompok] perlawanan akan membela rakyat kami di Jalur Gaza dengan segala yang dimilikinya dan akan terus merespons.”
Ahmed Mudalal, seorang pejabat PIJ di Gaza, mengatakan kelompok itu telah mengajukan tuntutan kepada Israel melalui mediator Mesir, termasuk pembebasan pemimpin yang ditahan dan tahanan lain, penghentian serangan Tepi Barat, dan pencabutan blokade Gaza. Dia mengatakan mereka belum menerima tanggapan.
Israel dan Hamas—yang memerintah Gaza—telah berperang empat kali dan terlibat dalam beberapa pertempuran kecil selama 15 tahun terakhir.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengunjungi komunitas di dekat Gaza pada hari Jumat, mengatakan pihak berwenang sedang mempersiapkan tindakan yang akan menghilangkan ancaman dari wilayah ini, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
“Kami akan beroperasi dengan ketahanan internal dan kekuatan eksternal untuk memulihkan kehidupan rutin di selatan Israel,” katanya.
“Kami tidak mencari konflik, namun kami tidak akan ragu untuk membela warga kami, jika diperlukan.”
Israel dan Mesir telah mempertahankan blokade ketat di Gaza selama 14 tahun, dan para kritikus mengatakan kebijakan itu sama dengan hukuman kolektif terhadap 2 juta penduduk Palestina di kawasan itu.
(min)