Krisis Energi, Negara Uni Eropa Ini Tutup 2.800 Toko Bergiliran

Senin, 01 Agustus 2022 - 22:01 WIB
loading...
Krisis Energi, Negara Uni Eropa Ini Tutup 2.800 Toko Bergiliran
Seorang konsumen membeli barang-barang di toko kelontong di Finlandia. Foto/Heikki Saukkomaa/Lehtikuva
A A A
HELSINKI - Toko kelontong di Finlandia mungkin harus bergiliran tutup selama berjam-jam untuk mengurangi penggunaan energi mereka musim dingin ini.

Kabar tersebut diungkapkan operator jaringan listrik negara itu kepada outlet berita YLE pada Minggu (31/7/2022).

Dengan perkiraan kekurangan bahan bakar, rumah tangga Finlandia juga akan diminta menurunkan konsumsi mereka.



Menurut operator jaringan listrik, sekitar 2.800 toko makanan Finlandia perlu saling mengatur siapa yang akan tutup dan siapa yang akan tetap buka jika listrik dijatah di area tertentu.

“Kesepakatan semacam ini sangat penting di daerah pedesaan untuk memastikan semua gerai di satu kota atau desa tidak tutup pada saat yang sama,” papar laporan YLE.



Finlandia tidak luput dari kenaikan biaya bahan bakar dan energi di seluruh Eropa akibat sanksi Uni Eropa (UE) terhadap Rusia setelah Moskow mengirim pasukannya ke Ukraina pada Februari.

Pada Mei, negara itu mengajukan permohonan bersama dengan Swedia untuk bergabung dengan aliansi NATO dan telah menghentikan pasokan gasnya dari Rusia setelah menolak membayar komoditas tersebut dalam rubel.

Rusia meminta pembayaran gas dengan rubel dari semua negara yang "tidak bersahabat".

Finlandia hanya menggunakan gas untuk menghasilkan sekitar 3,6% listriknya, dengan sebagian besar daya yang dihasilkan di negara Nordik itu berasal dari hidro dan nuklir, per angka dari tahun 2020.

Namun, hingga saat ini, Finlandia mengimpor hanya di bawah seperlima dayanya dari Rusia dan Estonia.

Finlandia secara sukarela menurunkan jumlah listrik Rusia yang diimpornya pada April, dan diputus seluruhnya oleh pemasok Rusianya, RAO Nordic, yang mengatakan telah berhenti menerima pembayaran dari Finlandia.

Reaktor nuklir terbaru negara itu, yang semula dijadwalkan dibuka pada 2009, juga belum beroperasi.

YLE melaporkan bulan lalu reaktor tidak akan mulai memproduksi listrik sampai Desember, ketika diharapkan memenuhi hampir seperenam dari permintaan negara.

Kerusakan peralatan dan masalah teknis lainnya telah mengganggu proyek nuklir sejak pembangunannya dimulai pada 2005.

Dengan krisis yang membayangi setelah musim dingin Finlandia tiba, pemerintah akan mendesak rumah tangga menurunkan konsumsi mereka mulai Agustus dan seterusnya, seperti yang sudah terjadi di beberapa negara Eropa lainnya.

Bersama dengan 26 negara anggota UE lainnya, Finlandia juga telah berkomitmen secara sukarela menurunkan konsumsi gasnya sebesar 15% selama musim dingin, di bawah perjanjian yang dapat menjadi wajib jika blok tersebut menyatakan keadaan darurat.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1702 seconds (0.1#10.140)