Ini Alasan Rusia Merudal Pelabuhan Odesa yang Tuai Kecaman Dunia

Senin, 25 Juli 2022 - 09:31 WIB
loading...
A A A
Guterres--yang memimpin upacara penandatanganan kesepakatan--dengan tegas mengutuk serangan rudal Rusia.

Amerika Serikat juga sangat mengutuk serangan itu, di mana Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan; "Itu menimbulkan keraguan serius pada kredibilitas komitmen Rusia untuk kesepakatan kemarin."

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar sebelumnya mengatakan Rusia telah membantah melakukan serangan itu. Namun pada akhirnya militer Moskow mengakuinya.

"Rusia mengatakan kepada kami bahwa mereka sama sekali tidak ada hubungannya dengan serangan ini," katanya kepada kantor berita Anadolu.

Pejabat wilayah Odesa mengatakan serangan itu menyebabkan orang terluka dan merusak infrastruktur pelabuhan di Odesa, tanpa menyebutkan jumlah atau tingkat keparahan cedera.

Kesepakatan besar pertama antara kedua negara yang berperang itu bertujuan untuk meringankan "kelaparan akut", di mana PBB mengatakan ada tambahan 47 juta orang yang ikut terkena dampak perang.

Ukraina, pada saat penandatanganan kesepakatan, memperingatkan akan melakukan respons militer segera jika Rusia melanggar perjanjian dan menyerang kapal Moskow atau melakukan serangan di sekitar pelabuhannya.

Zelensky mengatakan tanggung jawab untuk menegakkan kesepakatan jatuh ke PBB, yang bersama dengan Turki adalah penjamin perjanjian. Turki mengatakan pihaknya berkomitmen pada kesepakatan itu setelah serangan itu.

Kesepakatan itu mencakup poin tentang menjalankan kapal gandum Ukraina di sepanjang koridor aman yang menghindari ranjau yang diketahui di Laut Hitam.

Sejumlah besar gandum dan biji-bijian lainnya telah diblokir di pelabuhan Ukraina oleh kapal perang Rusia dan ranjau yang diletakkan di Kiev untuk mencegah serangan amfibi yang ditakuti.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1993 seconds (0.1#10.140)