Rusia: Jika Serang Crimea, Ukraina Akan Hadapi Kiamat
loading...
A
A
A
MOSKOW - Wakil Ketua Dewan Pertahanan Rusia Dmitry Medvedev merespons ancaman serangan Ukraina terhadap Crimea. Dia mengatakan Kiev akan menghadapi hari kiamat jika benar-benar mewujudkan ancamannya.
"Beberapa badut berdarah yang gembira, yang muncul di sana dengan beberapa pernyataan sesekali, mencoba mengancam kami, maksud saya serangan ke Crimea dan sebagainya," kata Medvedev kepada sekelompok veteran Perang Dunia II di Volgograd, seperti dikutip dari kantor berita TASS, Senin (18/7/2022).
"Jika hal semacam itu terjadi, mereka akan menghadapi hari kiamat, sangat cepat dan sulit, segera. Tidak akan ada yang bisa menghindarinya," lanjut mantan presiden Rusia tersebut.
"Tapi mereka terus memprovokasi situasi umum dengan pernyataan seperti itu."
Crimea dulunya bagian dari Ukraina. Namun, wilayah itu menggelar referendum pemisahan diri dan memilih bergabung dengan Federasi Rusia pada 2014 atau setelah terjadi kudeta di Kiev.
Ukraina dan sekutu Barat-nya tidak mengakui referendum itu dan menganggap Rusia menganeksasi Crimea.
Reaksi Medvedev merupakan respons atas pernyataan juru bicara Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina, Vadim Skibitskiy.
Skibitskiy melontarkan ancaman saat tampil langsung di salurantelevisi 1+1, setelah ditanya apakah Ukraina dapat menggunakan sistem roket peluncur ganda M142 HIMARS dan M270 MLRS buatan Amerika Serikat (AS) untuk menyerang Crimea.
“Hari ini, Semenanjung Crimea telah menjadi pusat pergerakan semua peralatan dan senjata yang berasal dari Federasi Rusia ke selatan negara kita. Ini, pertama-tama, sekelompok perangkat keras militer, amunisi, dan bahan-bahan yang terkonsentrasi di Crimea, dan kemudian dikirim untuk memasok pasukan pendudukan Rusia,” terang Skibitskiy.
Lebih jauh Skibitskiy mengatakan Kiev juga berusaha menyerang kapal perang Armada Laut Hitam Rusia, yang ditempatkan di Crimea.
"Kapal perang digunakan untuk meluncurkan rudal jelajah dan oleh karena itu di antara target yang harus diserang untuk memastikan keselamatan warga, instalasi kami dan Ukraina pada umumnya,” paparnya.
"Beberapa badut berdarah yang gembira, yang muncul di sana dengan beberapa pernyataan sesekali, mencoba mengancam kami, maksud saya serangan ke Crimea dan sebagainya," kata Medvedev kepada sekelompok veteran Perang Dunia II di Volgograd, seperti dikutip dari kantor berita TASS, Senin (18/7/2022).
"Jika hal semacam itu terjadi, mereka akan menghadapi hari kiamat, sangat cepat dan sulit, segera. Tidak akan ada yang bisa menghindarinya," lanjut mantan presiden Rusia tersebut.
"Tapi mereka terus memprovokasi situasi umum dengan pernyataan seperti itu."
Crimea dulunya bagian dari Ukraina. Namun, wilayah itu menggelar referendum pemisahan diri dan memilih bergabung dengan Federasi Rusia pada 2014 atau setelah terjadi kudeta di Kiev.
Ukraina dan sekutu Barat-nya tidak mengakui referendum itu dan menganggap Rusia menganeksasi Crimea.
Reaksi Medvedev merupakan respons atas pernyataan juru bicara Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina, Vadim Skibitskiy.
Skibitskiy melontarkan ancaman saat tampil langsung di salurantelevisi 1+1, setelah ditanya apakah Ukraina dapat menggunakan sistem roket peluncur ganda M142 HIMARS dan M270 MLRS buatan Amerika Serikat (AS) untuk menyerang Crimea.
“Hari ini, Semenanjung Crimea telah menjadi pusat pergerakan semua peralatan dan senjata yang berasal dari Federasi Rusia ke selatan negara kita. Ini, pertama-tama, sekelompok perangkat keras militer, amunisi, dan bahan-bahan yang terkonsentrasi di Crimea, dan kemudian dikirim untuk memasok pasukan pendudukan Rusia,” terang Skibitskiy.
Lebih jauh Skibitskiy mengatakan Kiev juga berusaha menyerang kapal perang Armada Laut Hitam Rusia, yang ditempatkan di Crimea.
"Kapal perang digunakan untuk meluncurkan rudal jelajah dan oleh karena itu di antara target yang harus diserang untuk memastikan keselamatan warga, instalasi kami dan Ukraina pada umumnya,” paparnya.
(min)