Uni Eropa Bidik Emas Rusia untuk Paket Sanksi Berikutnya
loading...
A
A
A
PRAHA - Uni Eropa akan menargetkan ekspor emas Rusia dalam paket sanksi berikutnya. Rencana ini diungkap seorang komisaris Uni Eropa pada Jumat (15/7/2022).
Uni Eropa sejauh ini telah menyetujui enam paket sanksi terhadap Rusia. Yang terakhir disahkan pada bulan Juni memberlakukan larangan pada sebagian besar impor minyak Rusia.
"Uni Eropa akan mencari cara-cara kita dapat menerapkan sanksi pada emas, yang merupakan komoditas penting untuk ekspor dari Rusia," kata Maros Sefcovic, Wakil Kepala Komisi Uni Eropa, di Praha.
"Segera setelah kami mencapai kesepakatan di tingkat negara-negara anggota, kami akan mempublikasikannya," lanjut dia menjelang pertemuan informal para menteri terkait Uni Eropa yang diadakan Ceko.
Langkah tersebut menyusul larangan ekspor emas dari Rusia yang disepakati oleh negara-negara paling maju di dunia pada pertemuan G7 pada akhir Juni.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Olga Stefanishyna, yang menghadiri pertemuan di Praha, mendesak Uni Eropa untuk mengadopsi paket sanksi baru pada hari Kamis.
"Tidak ada yang membuat Rusia sejauh ini merasa bertanggung jawab atas kejahatannya," katanya kepada wartawan.
"Kami berharap paket sanksi ketujuh berikutnya akan memiliki potensi pembatasan yang kuat dan akan diambil tanpa penundaan lebih lanjut dan sesegera mungkin," kata Stefanishyna.
Sefcovic menambahkan Uni Eropa juga akan berusaha untuk menutup semua rute keluar bagi mereka yang ingin melewati sanksi.
"Ini tentu saja mekanisme yang sangat kompleks, jadi kita tidak hanya perlu mengatur, tetapi juga memeriksa, memantau, dan menutup tempat-tempat yang akan menciptakan platform untuk jalan keluar dengan cara tertentu," katanya.
Dia juga mengesampingkan pikiran kelelahan di antara anggota Uni Eropa yang membantu Ukraina, yang diinvasi Rusia pada 24 Februari.
"Saya belum pernah melihat persatuan dan upaya yang begitu kuat dari semua negara anggota untuk mencari semua kemungkinan cadangan, apakah kita berbicara tentang bantuan keuangan atau pasokan senjata," kata Sefcovic, seperti dikutip AFP.
"Meskipun sangat sulit, kami akan melanjutkannya karena orang-orang Ukraina yang berjuang untuk kebebasan mereka berada dalam situasi yang paling sulit," imbuh dia.
Uni Eropa sejauh ini telah menyetujui enam paket sanksi terhadap Rusia. Yang terakhir disahkan pada bulan Juni memberlakukan larangan pada sebagian besar impor minyak Rusia.
"Uni Eropa akan mencari cara-cara kita dapat menerapkan sanksi pada emas, yang merupakan komoditas penting untuk ekspor dari Rusia," kata Maros Sefcovic, Wakil Kepala Komisi Uni Eropa, di Praha.
"Segera setelah kami mencapai kesepakatan di tingkat negara-negara anggota, kami akan mempublikasikannya," lanjut dia menjelang pertemuan informal para menteri terkait Uni Eropa yang diadakan Ceko.
Langkah tersebut menyusul larangan ekspor emas dari Rusia yang disepakati oleh negara-negara paling maju di dunia pada pertemuan G7 pada akhir Juni.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Olga Stefanishyna, yang menghadiri pertemuan di Praha, mendesak Uni Eropa untuk mengadopsi paket sanksi baru pada hari Kamis.
"Tidak ada yang membuat Rusia sejauh ini merasa bertanggung jawab atas kejahatannya," katanya kepada wartawan.
"Kami berharap paket sanksi ketujuh berikutnya akan memiliki potensi pembatasan yang kuat dan akan diambil tanpa penundaan lebih lanjut dan sesegera mungkin," kata Stefanishyna.
Sefcovic menambahkan Uni Eropa juga akan berusaha untuk menutup semua rute keluar bagi mereka yang ingin melewati sanksi.
"Ini tentu saja mekanisme yang sangat kompleks, jadi kita tidak hanya perlu mengatur, tetapi juga memeriksa, memantau, dan menutup tempat-tempat yang akan menciptakan platform untuk jalan keluar dengan cara tertentu," katanya.
Dia juga mengesampingkan pikiran kelelahan di antara anggota Uni Eropa yang membantu Ukraina, yang diinvasi Rusia pada 24 Februari.
"Saya belum pernah melihat persatuan dan upaya yang begitu kuat dari semua negara anggota untuk mencari semua kemungkinan cadangan, apakah kita berbicara tentang bantuan keuangan atau pasokan senjata," kata Sefcovic, seperti dikutip AFP.
"Meskipun sangat sulit, kami akan melanjutkannya karena orang-orang Ukraina yang berjuang untuk kebebasan mereka berada dalam situasi yang paling sulit," imbuh dia.
(min)