Kelimpungan Dihajar Inflasi 191%, Zimbabwe Luncurkan Uang Koin Emas

Rabu, 06 Juli 2022 - 15:55 WIB
loading...
Kelimpungan Dihajar...
Gubernur Bank Sentral Zimbabwe John Mangudya dan mata uang koin emas yang segera diluncurkan. Foto/financenews.upexampaper.com
A A A
HARARE - Berusaha mengekang inflasi yang mencapai 191% pada Juni, Bank Sentral Zimbabwe mengumumkan pada Senin (4/7/2022) akan segera mulai mengeluarkan uang koin emas.

Pemerintah berharap akan mengurangi permintaan dolar Amerika Serikat (AS) dan memperlambat penurunan nilai mata uang lokal lebih lanjut.

Meski demikian, masyarakat umum tampaknya tidak yakin dengan langkah pemerintah itu.

Baca juga: Peretas Rusia Bocorkan Data 1.000 Perwira Intelijen Militer Ukraina

Gubernur Bank Sentral Zimbabwe John Mangudya mengatakan koin itu akan tersedia pada akhir Juli melalui bank lokal dan pertukaran mata uang.

Dinamakan Mosi-oa-Tunya, atau Air Terjun Victoria, uang koin itu akan berisi satu troy ons emas dan berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah. Uang itu dapat diubah menjadi uang tunai lokal dan internasional.

“Koin emas tersebut akan tersedia untuk dijual kepada masyarakat baik dalam mata uang lokal maupun dolar AS dan mata uang asing lainnya dengan harga berdasarkan harga emas internasional yang berlaku dan biaya produksi,” papar Mangudya.

Baca juga: Usai Kehilangan Luhansk, Ukraina Pontang-panting Pertahankan Donetsk

Bank Sentral berharap menggunakan koin sebagai penyimpan nilai akan mengurangi permintaan dolar AS, yang Harare salahkan sebagai sebab keruntuhan mata uang nasional yang sedang berlangsung.

Mata uang Zimbabwe dikenal sebagai Zimdollar atau zollar (ZWL). Sementara itu, Mangudya telah menjabarkan rencana memperlakukan dolar Amerika sebagai alat pembayaran yang sah untuk lima tahun ke depan.

Pekan lalu, Bank Sentral menaikkan suku bunga dari 80% menjadi 200%.

“Emas itu mahal,” ujar pedagang mata uang Munesu Mandiopera kepada The Guardian, ketika ditanya tentang koin baru tersebut.

“Banyak yang akan terus menyimpan uang mereka di rumah. Ini adalah langkah gagal lainnya oleh pemerintah,” papar dia.

Langkah ini dilakukan karena AS dan China menunjukkan minat baru di Zimbabwe, terutama untuk deposit lithium-nya, yang terbesar di Afrika dan terbesar kelima di dunia.

Tambang Bikita di provinsi Masvingo diperkirakan memiliki 11 juta ton logam yang paling umum digunakan dalam baterai.

Grup Sumber Daya Sinomine China baru-baru ini membeli tambang tersebut seharga USD180 juta dan bulan lalu mengumumkan akan menginvestasikan USD200 juta lagi untuk memperluas operasi.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden telah menominasikan Pamela Tremont, diplomat veteran yang bertugas di Ukraina, Inggris, dan Turki sebagai duta besar Amerika berikutnya untuk Zimbabwe.

Pamela Tremont saat ini menjabat sebagai kuasa usaha di Swedia, negara yang secara tradisional netral dan mengumumkan keinginannya bergabung NATO

Dolar Zimbabwe asli, diperkenalkan pada 1980, dimulai setara dengan mata uang AS tetapi diperdagangkan 100:1 pada 2000.

Pada saat iterasi keempat dolar Zimbabwe ditinggalkan, pada September 2009, mata uang itu diperdagangkan pada 300 triliun ZWR untuk USD1.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Putin Tunjukkan Apartemen...
Putin Tunjukkan Apartemen Mewah untuk Pertama Kalinya, Ada Gereja Pribadi Berlapis Emas
ATM Emas Ini Viral,...
ATM Emas Ini Viral, Perhiasan Dilebur dan Menghasilkan Uang dalam 30 Menit
3 Efek Tarif Impor Donald...
3 Efek Tarif Impor Donald Trump Terhadap Harga Emas Dunia, Apa Saja?
11 Fakta Unik Kuwait,...
11 Fakta Unik Kuwait, Negara Pemilik Mata Uang Termahal di Dunia: Bensin Murah, Sekolah Gratis, Bebas Pajak Penghasilan
Negara Pemilik Mata...
Negara Pemilik Mata Uang Termahal di Dunia Ini Cabut Kewarganegaraan 42.000 Orang
5 Fakta Kartu Emas Trump...
5 Fakta Kartu Emas Trump Senilai Rp81,8 Miliar, dari Hanya untuk Orang Kaya hingga Ajang Pencucian Uang
Cadangan Emas China...
Cadangan Emas China Terus Bertambah, 6 Bulan Terakhir Naik 30 Ton
Kenapa Kashmir Jadi...
Kenapa Kashmir Jadi Rebutan 3 Negara Besar? Berikut Penjelasannya
Asap Hitam, Para Kardinal...
Asap Hitam, Para Kardinal Belum Berhasil Pilih Paus Baru di Hari Ke-2 Konklaf
Rekomendasi
Wisuda ke-67 UKRIDA...
Wisuda ke-67 UKRIDA Serukan Pendidikan Tinggi Berdampak
Pastikan Kesiapan Food...
Pastikan Kesiapan Food Estate di Kalteng, Gubernur Agustiar Tinjau Pelabuhan Batanjung
Bea Cukai, Polri dan...
Bea Cukai, Polri dan BNN Gagalkan Penyelundupan Sabu di Batam Centre dan Hang Nadim
Berita Terkini
5 Fakta India Rudal...
5 Fakta India Rudal Masjid di Pakistan, Picu Kemarahan Dunia
7 Fakta Penn Badgley,...
7 Fakta Penn Badgley, Salah Satunya Suka Membaca Al Qur'an Meski Bukan Muslim
AS dan Houthi Gencatan...
AS dan Houthi Gencatan Senjata, Israel Tak Termasuk Kesepakatan
Spesifikasi Jet Tempur...
Spesifikasi Jet Tempur Rafale yang Dipakai India Bombardir Pakistan Lalu Ditembak Jatuh
Intip Perbandingan Kekuatan...
Intip Perbandingan Kekuatan Militer India vs Pakistan, Siapa Unggul?
Trump Akan Sebut Teluk...
Trump Akan Sebut Teluk Persia sebagai Teluk Arab, Iran Marah
Infografis
Kaya Emas, Pulau Ini...
Kaya Emas, Pulau Ini Berpotensi Diambil Alih oleh Trump
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved