Putin: Kebijakan Bodoh Eropa Picu Krisis Energi dan Pangan

Sabtu, 04 Juni 2022 - 07:31 WIB
loading...
Putin: Kebijakan Bodoh Eropa Picu Krisis Energi dan Pangan
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut kebijakan bodoh Eropa picu krisis energi dan pangan. Foto/KATV
A A A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengatakan kepicikan para politisi Eropalah yang memicu krisis energi , bukan Rusia. Ia pun menegaskan Rusia siap mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi krisis pangan global.

"Kami melihat upaya untuk mengalihkan kesalahan atas apa yang terjadi di pasar makanan di Rusia, tetapi ini adalah upaya untuk menyalahkan orang lain," kata Putin dalam sebuah wawancara dengan Rossiya-1 seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (4/6/2022).

Dia ingat bahwa bertentangan dengan klaim politisi Barat, masalah di pasar makanan global dimulai selama pandemi COVID-19, jauh sebelum Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina.

Putin juga menyebut bahwa peran Ukraina sebagai pengekspor komoditas pangan tidak sepenting yang dibuat oleh Barat.



"Dunia memproduksi sekitar 800 juta ton biji-bijian dan gandum per tahun. Sekarang kita diberitahu bahwa Ukraina siap mengekspor 20 juta ton. 20 juta ton dibandingkan dengan 800 juta ton yang dibuat dunia adalah 2,5 persen dari angka itu. Tapi jika kami melanjutkan dari fakta bahwa gandum hanya menghasilkan 20 persen dari total pasokan makanan (dan ini adalah kenyataan, ini bukan angka kami tetapi angka PBB) ini berarti bahwa 20 juta ton gandum Ukraina membuat 0,5 persen," terang Putin.

Dia menambahkan bahwa angka "20 juta ton" ini adalah angka ekspor potensial, dengan kemampuan nyata Kiev hari ini di bawah itu.

Putin mencirikan keputusan negara-negara Barat untuk memberikan sanksi kepada produsen pupuk Rusia sebagai kebijakan picik, bodoh, dan keliru yang mengarah kepada jalan buntu.

Dia memperingatkan bahwa karena sanksi, situasi di pasar pupuk dunia akan memburuk, dengan harga pangan selanjutnya diperkirakan akan naik lebih jauh.

Hal yang sama berlaku untuk energi, kata presiden Rusia itu, mencatat bahwa negara-negara Barat melebih-lebihkan kemungkinan sumber energi alternatif, dan kebijakan "berpandangan pendek" Brussels berada di balik krisis harga saat ini.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3229 seconds (0.1#10.140)