Inilah Momen-momen Besar dari 100 Hari Perang Rusia-Ukraina

Jum'at, 03 Juni 2022 - 23:13 WIB
loading...
Inilah Momen-momen Besar dari 100 Hari Perang Rusia-Ukraina
Gedung di Kiev, Ukraina, terbakar akibat dihantam rudal Rusia pada awal-awal invasi. Perang Rusia di Ukraina telah memasuki hari ke-100 pada Jumat (3/6/2022). Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Perang besar-besaran Rusia di Ukraina sudah memasuki hari ke-100 pada Jumat (3/6/2022). Invasi itu, yang menurut narasi Presiden Vladimir Putin adalah "operasi militer khusus", diluncurkan dengan dalih untuk "demiliterisasi" dan "denazifikasi" negara tetangga.

Sejak invasi diluncurkan 24 Februari, pasukan Moskow menyerbu Ukraina dari tiga front, mendorong puluhan ribu orang Ukraina melarikan diri.

Berikut momen-momen besar dari timeline 100 hari perang Rusia di Ukraina, seperti dikutip dari Newsweek.

1 Maret, Militer Rusia Dekati Kiev

Para pejabat Amerika Serikat mengatakan konvoi tank, kendaraan lapis baja, dan artileri Rusia sepanjang satu mil sedang mendekati Ibu Kota Ukraina, Kyiv—ada yang menyebutnya Kiev—, di tengah kekhawatiran akan serangan terhadap kota itu terus tumbuh.

Intelijen Inggris berekspektasi konvoi itu mungkin ingin mengepung kota, tetapi tetap terhenti karena perlawanan militer Ukraina.



Sirene memperingatkan penduduk Kyiv untuk berlindung, sementara pertempuran meningkat antara pasukan Rusia dan Ukraina di luar ibu kota. Pejabat Ukraina menginstruksikan warga sipil untuk menyiapkan bom molotov guna melawan invasi pasukan Rusia.

Pada titik ini, menurut kelompok hak asasi manusia (HAM), Rusia telah meluncurkan serangan membabi buta di wilayah sipil.

Pada hari itu, sebuah rudal Rusia menghantam area di dekat sebuah gedung pemerintah di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

2 Maret, Rusia Gempur Mariupol

Rusia memulai serangan di pelabuhan tenggara Mariupol, kota pelabuhan strategis di Laut Azov yang membentuk bagian dari koridor darat dari wilayah Donbas timur, yang berbatasan dengan Rusia, ke Crimea, yang dicaplok Kremlin dari Ukraina pada tahun 2014. Versi Moskow bukan pencaplokan, tapi kehendak rakyat Crimea untuk bergabung dengan Rusia melalui referendum.

Pasukan Putin merebut Kherson, kota pelabuhan Laut Hitam di Ukraina selatan. Ini menjadi kota besar pertama yang diambil oleh pasukan Putin karena Rusia terus menyerang lebih banyak sasaran sipil.

Ratusan pengunjuk rasa Ukraina turun ke jalan meneriakkan, mengibarkan bendera Ukraina, dan memegang poster, saat pasukan Rusia berdiri.

4 Maret, Rusia Rebut Pembangkit Nuklir Terbesar

Pasukan Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia—pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dan di antara 10 terbesar di dunia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa tidak ada negara selain Rusia yang pernah menembaki unit tenaga nuklir. "Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah kami, negara teroris sekarang menggunakan teror nuklir," katanya.

8 dan 9 Maret, Warga Sipil Melarikan Diri dan RS Dibom

Orang-orang Ukraina melarikan diri dari kota timur laut Sumy di sepanjang koridor kemanusiaan.

Ukraina menuduh pasukan Putin menembaki dan mengebom rumah sakit bersalin di Mariupol, menyebabkan banyak korban. Zelensky menyebut pengeboman itu sebagai "kekejaman".

"Orang-orang, anak-anak berada di bawah reruntuhan. Kekejaman!" tweet Zelensky saat itu.

15 Maret, Kematian Sipil Meningkat

Pada pertengahan Maret, lebih dari dua minggu setelah serangan Rusia di Ukraina, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan sedikitnya 636 warga sipil tewas dan 1.125 lainnya terluka.

25 Maret, Pasukan Rusia Mundur dari Kiev

Sebulan setelah invasi, dan setelah pasukan Rusia gagal merebut Kiev, Putin mengubah strategi militernya, termasuk membangun pengepungan dan meningkatkan serangan ke lokasi sipil.

Moskow memberi isyarat bahwa mereka akan mengalihkan fokusnya ke timur negara itu—wilayah Donbas, Ukraina. Rusia juga meningkatkan operasinya di Mariupol, yang dikepung dan terus-menerus ditembaki selama berminggu-minggu.

Intelijen Barat saat itu mengatakan pasukan Rusia tampaknya menghadapi masalah pasokan dan moral, sementara pasukan Ukraina terus melakukan perlawanan keras.

1 April, Ukraina Rebut Kembali Wilayahnya

Panglima militer Ukraina mengatakan bahwa pasukannya telah membebaskan 15 pemukiman di wilayah Kiev: Demydiv, Dymer, Lytvynivka, Gavrylivka, Kozarovychi, Zhovtneve, Hlybivka, Yasnohorodka, Talakun, Sukoluchchya, Lypivka, Gavronshchyna, Khmilaivshche, Mykolnaivshka, Mykolnaivshka.

2 April, Pembantaian Bucha

Ketika militer Rusia mundur dari wilayah Kiev, muncul laporan tentang warga sipil yang ditembak mati dengan diikat di belakang. Mayat wanita telanjang ditemukan di jalan raya dan mayat terlihat di halaman, mobil dan di jalan-jalan dekat ibu kota Ukraina.

Pihak berwenang Ukraina mengatakan mereka sedang menyelidiki potensi kejahatan perang oleh pasukan Rusia. Kremlin membantah tuduhan apa pun yang terkait dengan pembantaian warga sipil di Bucha.

14 April, Kapal Perang Rusia Tenggelam

Kapal penjelajah rudal Moskva, kapal perang utama Armada Laut Hitam Rusia, tenggelam beberapa jam setelah Ukraina mengeklaim telah memberikan kerusakan signifikan pada kapal tersebut dengan serangan rudal.

Rusia membantah klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa kerusakan apa pun disebabkan oleh kebakaran di kapal yang menyebabkan beberapa amunisi meledak.

19 April, Pertempuran Donbas Dimulai

Rusia memperbarui serangannya di wilayah Donbas, timur Ukraina—wilayah yang sangat disengketakan yang diakui Rusia sebagai wilayah merdeka.

"Pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk Donbas," kata Zelensky dalam sebuah pidato video. "Bagian penting dari seluruh tentara Rusia sekarang terkonsentrasi pada serangan ini."

7 Mei, Warga Sipil Dievakuasi dari Pabrik Baja Azovstal

Semua wanita, anak-anak dan orang tua dievakuasi dari pabrik baja Azovstal di Mariupol. Pabrik itu telah menjadi tempat berlindung ratusan warga sipil Ukraina saat pasukan Rusia berusaha mengepung kota itu.

18 Mei, Mariupol Jatuh ke Tangan Rusia

Pihak berwenang Rusia mengatakan hampir 1.000 petempur Ukraina yang mempertahankan pabrik baja Azovstal menyerah setelah berminggu-minggu pertempuran sengit.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Putin telah menjamin bahwa pasukan yang menyerah akan diperlakukan "sesuai dengan standar internasional".

30 Mei, Rusia Intensifkan Pertempuran Donbas

Putin mencari kemenangan militer dengan mencoba merebut dua wilayah besar Donbas, timur Ukraina; Luhansk dan Donetsk, yang sebagian besar telah berada di bawah kendali separatis pro-Moskow sejak 2014.

Jika pasukan Putin merebut kota kembar Severodonetsk dan Lysychansk, maka semua Luhansk akan berada di bawah kendali Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada televisi TF1 Prancis bahwa "prioritas tanpa syarat" Putin dalam perang adalah pembebasan wilayah Donetsk dan Luhansk.

Zelensky telah menyatakan bahwa Ukraina tidak akan pernah menyerahkan wilayah untuk membantu mencapai perdamaian dalam perang yang sedang berlangsung.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1568 seconds (0.1#10.140)