Harga Sembako Meroket, Demonstran Iran Mencaci Maki Khamenei

Selasa, 17 Mei 2022 - 10:40 WIB
loading...
Harga Sembako Meroket, Demonstran Iran Mencaci Maki Khamenei
Rakyat Iran demo turun ke jalan di Teheran menentang kenaikan harga kebutuhan pokok. Foto/The Foreign Desk
A A A
TEHERAN - Demo besar menentang meroketnya harga kebutuhan pokok yang pecah di Teheran, Iran , pekan lalu berlanjut hingga hari Senin. Massa yang turun ke jalan mencaci maki Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Ebrahim Raisi.

Mengutip kantor berita AP, Selasa (17/5/2022), lima orang tewas akibat tindakan keras pihak berwenang selama demo akhir pekan lalu. Namun, kantor berita pemerintah mengeklaim korban tewas dari protes tersebut hanya satu orang.

Protes dimulai pekan lalu ketika pemerintah memangkas subsidi pangan untuk telur, susu, ayam, dan minyak goreng yang menyebabkan kenaikan harga sekitar 300%.

Sejak itu, protes telah menyebar ke banyak wilayah dan menurut pengamat telah mengambil arus yang jauh lebih anti-pemerintah.

Para pengunjuk rasa, yang tidak menunjukkan rasa takut akan pembalasan oleh dinas keamanan negara, terdengar berteriak, "Matilah Khamenei! Matilah Raisi!" mengacu pada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Ebrahim Raisi.



Pemerintah Raisi, sejak pelantikan, telah berjanji untuk menciptakan lapangan kerja, mencabut sanksi Barat, dan menyelamatkan ekonomi.

Melalui Twitter pada hari Minggu, juru bicara Departemen Luar Amerika Serikat (AS) Negeri Ned Price men-tweet sebuah pesan kepada para pengunjuk rasa di Iran.

"Para pemrotes Iran yang berani membela hak-hak mereka. Rakyat Iran memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah mereka. Kami mendukung hak mereka untuk berkumpul secara damai dan kebebasan berekspresi online dan offline--tanpa takut akan kekerasan dan pembalasan," tulis dia.

Sebelum tweet Price dirilis, beberapa pengguna dengan tanda pagar #IranProtests2022 telah mengeluh bahwa akun Twitter berbahasa Persia untuk Departemen Luar Negeri Iran mengeklaim bahwa video demo dinyatakan sebagai latihan.

Behnam Ben Taleblu, seorang fellow senior di The Foundation for Defense of Democracies (FDD) mengatakan kepada Fox News Digital; "Pertanyaan jutaan dolar untuk pemerintahan [Joe] Biden adalah: apakah pernah berencana untuk bertindak atas dukungan yang mereka nyatakan untuk para pemrotes Iran?"

Dia mencatat bahwa ada beberapa cara untuk melakukan itu termasuk penunjukan pejabat yang mendukung, atau terlibat, dalam tindakan keras. "Atau paling tidak, menghentikan pembicaraan nuklir dan mengumumkan diakhirinya pencariannya untuk menghidupkan kembali kesepakatan yang memberdayakan yang terburuk dari yang terburuk dengan mengorbankan rakyat Iran," paparnya.

Situs web Foreign Desk melaporkan bahwa selain lima kematian, ada lusinan penangkapan. Data itu mengutip orang-orang Iran yang protes.

Seorang wanita dari Teheran dan yang berbicara dengan syarat anonim kepada Foreign Desk mengatakan, "Orang-orang menjadi lebih berani dari sebelumnya, dan mungkin itu karena mereka telah mencapai titik terendah. Mereka merasa tidak ada ruginya."

Jamshad, demonstran asal Shiraz, meminta AS untuk berbuat lebih banyak. "Kami membutuhkan bantuan. Sumber-sumber media AS dan sentral mengetahui kekuatan mereka. Merekalah yang harus membantu kami," ujarnya.

Jamshad, yang merahasiakan nama belakangnya karena alasan keamanan, melanjutkan, "Barat hanya fokus pada kesepakatan Iran. Ketika datang ke Iran, mereka melupakan kami. Mereka melupakan hak asasi manusia," katanya.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1812 seconds (0.1#10.140)