Tragis dan Ironis, Rusia Ungkap Rincian Jam-jam Terakhir Hidup Hitler
loading...
A
A
A
Menurut Baur, selama hari-hari terakhirnya, Hitler hampir tidak pernah meninggalkan tempat tinggalnya, tampak tua dan rapuh.
Tangannya, seperti yang dikatakan Baur, gemetar, dan niatnya jelas.
“Hitler menemui saya di aula dan membawa saya ke kamarnya. Dia memberi saya tangannya dan berkata, 'Baur, saya ingin mengucapkan selamat tinggal kepada Anda, saya ingin mengucapkan terima kasih atas pelayanan selama bertahun-tahun,'” kenang pilot itu.
Kemudian, menurut kesaksian Baur, Hitler ingin memberinya lukisan favoritnya, potret Raja Prusia Frederick the Great karya Rembrandt sebagai hadiah.
Baur, pada gilirannya, mencoba membujuk Hitler untuk tidak bunuh diri dengan mengatakan, “Dalam kasus ini semuanya akan berantakan."
“Prajurit saya tidak bisa dan tidak ingin bertahan lebih lama lagi. Saya tidak tahan lagi,” ungkap Hitler.
Hitler mengungkapkan kepada Baur bahwa dia telah memerintahkan untuk membakar mayatnya dan mayat Braun "segera" setelah kematian.
Hitler menjelaskan keinginan ini dengan ketakutan bahwa tubuh mereka akan memiliki nasib yang sama dengan diktator Italia Benito Mussolini dan gundiknya yang tubuhnya, setelah eksekusi April 1945, digantung untuk dilihat publik di Milan.
Beberapa jam setelah percakapan, yang dia habiskan untuk membakar dokumen dan bersiap meninggalkan Berlin, Baur kembali untuk mengambil mahakarya Rembrandt dan menemukan, "Semuanya sudah berakhir. Mayat Hitler dan Braun telah dibakar.”
“Beberapa penjaga SS berlari ke atas dan ke bawah dengan bergegas. Saya bertanya, ‘Sudah selesai?’ – ‘Ya’. 'Di mana mayatnya?' 'Mereka (mayat Adolf Hitler dan Eva Braun) telah dibungkus dengan selimut, disiram dengan bensin, dan mereka sudah terbakar di lantai atas di taman Kanselir Kekaisaran. Kemudian saya diberitahu bahwa Hitler telah menembak dirinya sendiri. Seseorang berkata: 'Kita perlu menghapus genangan darah’,” ujar dia.
Tangannya, seperti yang dikatakan Baur, gemetar, dan niatnya jelas.
“Hitler menemui saya di aula dan membawa saya ke kamarnya. Dia memberi saya tangannya dan berkata, 'Baur, saya ingin mengucapkan selamat tinggal kepada Anda, saya ingin mengucapkan terima kasih atas pelayanan selama bertahun-tahun,'” kenang pilot itu.
Kemudian, menurut kesaksian Baur, Hitler ingin memberinya lukisan favoritnya, potret Raja Prusia Frederick the Great karya Rembrandt sebagai hadiah.
Baur, pada gilirannya, mencoba membujuk Hitler untuk tidak bunuh diri dengan mengatakan, “Dalam kasus ini semuanya akan berantakan."
“Prajurit saya tidak bisa dan tidak ingin bertahan lebih lama lagi. Saya tidak tahan lagi,” ungkap Hitler.
Hitler mengungkapkan kepada Baur bahwa dia telah memerintahkan untuk membakar mayatnya dan mayat Braun "segera" setelah kematian.
Hitler menjelaskan keinginan ini dengan ketakutan bahwa tubuh mereka akan memiliki nasib yang sama dengan diktator Italia Benito Mussolini dan gundiknya yang tubuhnya, setelah eksekusi April 1945, digantung untuk dilihat publik di Milan.
Beberapa jam setelah percakapan, yang dia habiskan untuk membakar dokumen dan bersiap meninggalkan Berlin, Baur kembali untuk mengambil mahakarya Rembrandt dan menemukan, "Semuanya sudah berakhir. Mayat Hitler dan Braun telah dibakar.”
“Beberapa penjaga SS berlari ke atas dan ke bawah dengan bergegas. Saya bertanya, ‘Sudah selesai?’ – ‘Ya’. 'Di mana mayatnya?' 'Mereka (mayat Adolf Hitler dan Eva Braun) telah dibungkus dengan selimut, disiram dengan bensin, dan mereka sudah terbakar di lantai atas di taman Kanselir Kekaisaran. Kemudian saya diberitahu bahwa Hitler telah menembak dirinya sendiri. Seseorang berkata: 'Kita perlu menghapus genangan darah’,” ujar dia.