Mantan Marinir AS yang Dipenjara Ditukar dengan Pilot Rusia

Kamis, 28 April 2022 - 01:00 WIB
loading...
Mantan Marinir AS yang Dipenjara Ditukar dengan Pilot Rusia
Warga negara Amerika Serikat (AS) Trevor Reed dijatuhi hukuman 9 tahun penjara di Rusia pada 2020. Foto/telegram
A A A
MOSKOW - Warga negara Amerika Serikat (AS) Trevor Reed yang dijatuhi hukuman 9 tahun penjara di Rusia pada 2020, telah ditukar dengan pilot Rusia Konstantin Yaroshenko yang telah menjalani hukuman 20 tahun di penjara AS sejak 2010.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia mengumumkan hal itu pada Rabu (27/4/2022).



Para diplomat Rusia mengatakan kepada wartawan bahwa pertukaran itu adalah hasil dari “proses negosiasi yang panjang.”



Istri Yaroshenko, Viktoria, mengatakan kepada outlet berita Izvestia bahwa suaminya telah diserahkan kepada pejabat Rusia di Turki.



Dia menambahkan, narapidana yang dibebaskan sekarang berada di Sochi, kota pesisir Rusia di Laut Hitam.



Sementara itu, Reed dikawal ke bandara Vnukovo dekat Moskow dan terbang kembali ke AS dari sana, menurut saluran berita Rusia, Rossiya 24.

Presiden AS Joe Biden mengatakan, “Negosiasi yang memungkinkan kami membawa pulang Trevor membutuhkan keputusan sulit yang tidak dianggap enteng.”

Dalam pernyataan Gedung Putih yang dirilis pada Rabu, dia juga menekankan pemerintah akan melanjutkan upayanya membawa pulang warga negara Amerika lainnya yang dipenjara di Rusia.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mentweet, “Washington berterima kasih kepada mitra atas kerja sama mereka yang membantu pertukaran terjadi.”

Seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada wartawan CBS News bahwa pertukaran tahanan antara Washington dan Moskow bukanlah tanda keterlibatan diplomatik yang lebih luas dengan Rusia di tengah kampanye militernya di Ukraina.

Warga negara Amerika berusia 30 tahun, yang sebelumnya bertugas di Korps Marinir AS, ditahan pada 16 Agustus 2019 di Moskow karena mabuk dan berperilaku tidak tertib di tempat umum.

Menurut pihak berwenang Rusia, Reed melawan saat ditangkap dan menyerang dua petugas saat berada di dalam mobil polisi.

Pada 30 Juli 2020, pengadilan di Moskow memutuskan warga negara AS itu bersalah karena membahayakan “kehidupan dan kesehatan” personel penegak hukum, dan menjatuhkan hukuman sembilan tahun penjara kepadanya.

Reed mengaku tidak bersalah selama persidangan, dan saat berada di penjara bersikeras bahwa dia tidak mengingat kejadian hari itu karena dia sedang mabuk pada saat itu.

Saat di penjara, mantan marinir AS itu diduga melakukan mogok makan dua kali dan mengklaim dia menderita luka-luka saat dipenjara.

Orang tuanya, yang bertemu dengan Presiden AS Joe Biden pada akhir Maret, mengklaim Reed telah tertular TBC saat berada di penjara Rusia.

Layanan Lembaga Pemasyarakatan Federal Rusia, bagaimanapun, membantah dia telah tertular TBC, menggambarkan kesehatannya sebagai "memuaskan".

Adapun Konstantin Yaroshenko (53), Rusia telah memintanya kembali selama bertahun-tahun. Dia ditahan di Monrovia, ibu kota Liberia di Afrika Barat pada 28 Mei 2010.

Pilot Rusia itu dituduh mempersiapkan pengiriman beberapa kokain dalam jumlah besar ke Afrika Barat, yang kemudian diduga akan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan dikirim ke New York.

Dia diserahkan ke agen Administrasi Penegakan Narkoba AS (DEA) beberapa hari kemudian, dan kemudian diam-diam dipindahkan ke AS dengan melanggar hukum internasional.

Pada 7 September 2011, pengadilan di New York memutuskan Yaroshenko bersalah karena "berkonspirasi untuk mengimpor kokain ke Amerika Serikat," dan menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara.

Pihak berwenang Rusia mempertahankan ketidakbersalahannya dan berulang kali mengeluh tentang kondisi yang keras dan kurangnya perawatan medis yang dia alami di penjara AS.

Selama persidangannya, Yaroshenko menunjukkan pihak berwenang AS telah gagal memberikan bukti kuat untuk menghukumnya.

Selain itu, pilot Rusia mengklaim bahwa dia telah disiksa oleh dinas keamanan Liberia atas perintah agen DEA.

Saat menjalani hukuman di penjara AS, Yaroshenko berulang kali mengeluh bahwa dia telah dipukuli dan menuduh administrasi penjara tidak memberinya bantuan medis.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1194 seconds (0.1#10.140)