Korban Tewas Badai Megi di Filipina Sentuh Angka 123 Jiwa
loading...
A
A
A
MANILA - Militer Filipina menyatakan akan melanjutkan upaya pencarian dan penyelamatan setelah badai tropis Megi melanda daerah-daerah di wilayah tengah negara itu pekan ini. Badai mengubur banyak orang di bawah tanah longsor dan menewaskan sedikitnya 123 orang.
Megi adalah topan pertama tahun ini yang melanda Filipina, negara kepulauan dengan lebih dari 7.600 pulau yang mengalami rata-rata 20 badai tropis per tahun. Delapan puluh enam korban berada di Baybay, daerah pegunungan yang rawan longsor di provinsi Leyte, di mana 236 orang juga terluka, kata pemerintah kota dalam sebuah laporan.
Tiga lainnya tenggelam di provinsi yang berbeda, sementara enam orang masih hilang, lanjut pernyataan badan bencana nasional.
"Operasi pencarian, penyelamatan, dan pengambilan akan berlanjut," kata unit infanteri Angkatan Darat Filipina di Baybay di Facebook, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/4/2022).
Foto udara dan video dari pemerintah setempat menunjukkan lereng yang runtuh, mengubur perkebunan kelapa dan rumah-rumah di tanah dan lumpur. Di satu daerah, penyelamat harus menggunakan perahu karet untuk mencapai tanah longsor.
Badai Megi, yang mendarat pada hari Minggu dengan angin berkelanjutan hingga 65 kmh dan hembusan hingga 80 kmh, telah mereda.
Distrik Kantagnos telah "sangat hancur", kata batalyon teknik dan konstruksi tentara di Leyte di Facebook. "Rumah dan mata pencaharian telah rusak, keluarga dan individu hilang dan komunikasi tidak stabil," kata postingan tersebut.
Lebih dari 162.000 penduduk yang terlantar berlindung di pusat-pusat evakuasi, sementara 41.000 lainnya tinggal bersama kerabat, data pemerintah menunjukkan. Dampak destruktif badai Megi telah menghidupkan kembali ingatan akan badai mematikan lainnya di Filipina.
Pada bulan Desember, topan Rai kategori 5 melanda Filipina tengah, dengan korban tewas mencapai 405 dan hampir 1.400 terluka. Topan Haiyan, salah satu siklon tropis paling kuat yang pernah tercatat, menewaskan 6.300 pada 2013.
Megi adalah topan pertama tahun ini yang melanda Filipina, negara kepulauan dengan lebih dari 7.600 pulau yang mengalami rata-rata 20 badai tropis per tahun. Delapan puluh enam korban berada di Baybay, daerah pegunungan yang rawan longsor di provinsi Leyte, di mana 236 orang juga terluka, kata pemerintah kota dalam sebuah laporan.
Tiga lainnya tenggelam di provinsi yang berbeda, sementara enam orang masih hilang, lanjut pernyataan badan bencana nasional.
"Operasi pencarian, penyelamatan, dan pengambilan akan berlanjut," kata unit infanteri Angkatan Darat Filipina di Baybay di Facebook, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/4/2022).
Foto udara dan video dari pemerintah setempat menunjukkan lereng yang runtuh, mengubur perkebunan kelapa dan rumah-rumah di tanah dan lumpur. Di satu daerah, penyelamat harus menggunakan perahu karet untuk mencapai tanah longsor.
Badai Megi, yang mendarat pada hari Minggu dengan angin berkelanjutan hingga 65 kmh dan hembusan hingga 80 kmh, telah mereda.
Distrik Kantagnos telah "sangat hancur", kata batalyon teknik dan konstruksi tentara di Leyte di Facebook. "Rumah dan mata pencaharian telah rusak, keluarga dan individu hilang dan komunikasi tidak stabil," kata postingan tersebut.
Lebih dari 162.000 penduduk yang terlantar berlindung di pusat-pusat evakuasi, sementara 41.000 lainnya tinggal bersama kerabat, data pemerintah menunjukkan. Dampak destruktif badai Megi telah menghidupkan kembali ingatan akan badai mematikan lainnya di Filipina.
Pada bulan Desember, topan Rai kategori 5 melanda Filipina tengah, dengan korban tewas mencapai 405 dan hampir 1.400 terluka. Topan Haiyan, salah satu siklon tropis paling kuat yang pernah tercatat, menewaskan 6.300 pada 2013.
(esn)