Terancam AS, China Tingkatkan Persenjataan Nuklir
loading...
A
A
A
BEIJING - China telah mempercepat upaya untuk meningkatkan persenjataan nuklirnya karena Beijing sangat prihatin dengan ancaman yang ditimbulkan oleh Amerika Serikat (AS) .
Surat kabar Wall Street Journal (WSJ), pada Minggu (10/4/2022), melaporkan kepemimpinan China membuat keputusan strategis untuk memperkuat pencegahan nuklir negara itu jauh sebelum konflik saat ini di Ukraina.
Namun, peristiwa terbaru di Eropa, serta retorika yang semakin konfrontatif antara Beijing dan Washington atas Taiwan, telah mendorong percepatan program tersebut.
Laporan WSJ itu berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber anonim biasa yang bekerja dengan berbagai lembaga yang terlibat dalam masalah keamanan di China.
Sebagai bukti lebih lanjut dari klaim surat kabar Amerika tersebut, laporan itu juga mengutip citra satelit tentang lebih dari 100 silo rudal yang dicurigai di salah satu wilayah barat China, di mana peningkatan aktivitas telah terdeteksi.
Surat kabar itu menduga bahwa fasilitas itu dapat menampung rudal jarak jauh DF-41 baru China, yang mulai beroperasi pada tahun 2020.
Rudal jenis itu, menurut laporan WSJ, dapat membawa hulu ledak nuklir dan mampu mencapai daratan AS.
Laporan WSJ mengeklaim bahwa pemerintah China sejatinya belum melihat perluasan kemampuan senjata nuklirnya sebagai prioritas utama negara itu, mengingat senjata semacam itu tidak banyak nilainya di sebagian besar perang lokal dan konvensional.
Namun, sikap hawkish pemerintahan Trump sebelumnya terhadap China menjadi titik balik yang membuat para pemimpin di Beijing mempertimbangkan kembali pentingnya senjata nuklir.
Surat kabar Wall Street Journal (WSJ), pada Minggu (10/4/2022), melaporkan kepemimpinan China membuat keputusan strategis untuk memperkuat pencegahan nuklir negara itu jauh sebelum konflik saat ini di Ukraina.
Namun, peristiwa terbaru di Eropa, serta retorika yang semakin konfrontatif antara Beijing dan Washington atas Taiwan, telah mendorong percepatan program tersebut.
Laporan WSJ itu berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber anonim biasa yang bekerja dengan berbagai lembaga yang terlibat dalam masalah keamanan di China.
Sebagai bukti lebih lanjut dari klaim surat kabar Amerika tersebut, laporan itu juga mengutip citra satelit tentang lebih dari 100 silo rudal yang dicurigai di salah satu wilayah barat China, di mana peningkatan aktivitas telah terdeteksi.
Surat kabar itu menduga bahwa fasilitas itu dapat menampung rudal jarak jauh DF-41 baru China, yang mulai beroperasi pada tahun 2020.
Rudal jenis itu, menurut laporan WSJ, dapat membawa hulu ledak nuklir dan mampu mencapai daratan AS.
Laporan WSJ mengeklaim bahwa pemerintah China sejatinya belum melihat perluasan kemampuan senjata nuklirnya sebagai prioritas utama negara itu, mengingat senjata semacam itu tidak banyak nilainya di sebagian besar perang lokal dan konvensional.
Namun, sikap hawkish pemerintahan Trump sebelumnya terhadap China menjadi titik balik yang membuat para pemimpin di Beijing mempertimbangkan kembali pentingnya senjata nuklir.