Inggris Sebut Sanksi Rusia Dapat Dicabut, Ini Syaratnya
loading...
A
A
A
LONDON - Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan sanksi yang dikenakan pada individu dan perusahaan Rusia dapat dicabut jika Moskow menarik diri dari Ukraina dan berkomitmen untuk mengakhiri agresi. Demikian laporan surat kabar Inggris, Telegraph, pada Sabtu (26/3/2022).
Inggris dan negara-negara Barat lainnya menggunakan sanksi ekonomi untuk melumpuhkan ekonomi Rusia dan menghukum Presiden Vladimir Putin karena menginvasi Ukraina. Barat berusaha menekannya untuk meninggalkan apa yang disebutnya operasi militer khusus untuk mendemilitarisasi dan "mendenazifikasi" Ukraina.
Dalam sebuah wawancara dengan Telegraph, Truss mengemukakan kemungkinan tindakan itu bisa berakhir jika Moskow mengubah arah.
“Apa yang kami ketahui adalah bahwa Rusia menandatangani beberapa perjanjian yang tidak mereka patuhi. Jadi perlu ada dorongan keras. Tentu saja, sanksi adalah tuas yang sulit,” katanya.
“Sanksi itu seharusnya hanya datang dengan gencatan senjata dan penarikan penuh, tetapi juga komitmen bahwa tidak akan ada agresi lebih lanjut. Dan juga, ada peluang untuk memiliki sanksi snapback jika ada agresi lebih lanjut di masa depan. Itu adalah pengungkit nyata yang saya pikir bisa digunakan," imbuhnya seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (27/3/2022).
Pemerintah Inggris mengatakan sejauh ini telah menjatuhkan sanksi pada bank dengan total aset USD658,65 miliar dan oligarki Rusia serta anggota keluarga dengan kekayaan bersih lebih dari 150 miliar pound.
Truss juga memberi kesan bahwa krisis telah membawa Inggris dan Uni Eropa lebih dekat setelah hubungan keduanya bersitegang setelah Brexit.
"Salah satu poin yang akan saya buat tentang krisis ini adalah kami telah bekerja sangat, sangat erat dengan Uni Eropa," ungkapnya.
"Tentu saja, ada beberapa area yang berbeda dengan UE. Tetapi pada dasarnya, kami semua adalah negara demokratis, kami semua percaya pada kebebasan dan hak rakyat untuk memilih pemerintahan mereka sendiri dan kami sangat bersatu dalam perjuangan," ia menambahkan.
Inggris dan negara-negara Barat lainnya menggunakan sanksi ekonomi untuk melumpuhkan ekonomi Rusia dan menghukum Presiden Vladimir Putin karena menginvasi Ukraina. Barat berusaha menekannya untuk meninggalkan apa yang disebutnya operasi militer khusus untuk mendemilitarisasi dan "mendenazifikasi" Ukraina.
Dalam sebuah wawancara dengan Telegraph, Truss mengemukakan kemungkinan tindakan itu bisa berakhir jika Moskow mengubah arah.
“Apa yang kami ketahui adalah bahwa Rusia menandatangani beberapa perjanjian yang tidak mereka patuhi. Jadi perlu ada dorongan keras. Tentu saja, sanksi adalah tuas yang sulit,” katanya.
“Sanksi itu seharusnya hanya datang dengan gencatan senjata dan penarikan penuh, tetapi juga komitmen bahwa tidak akan ada agresi lebih lanjut. Dan juga, ada peluang untuk memiliki sanksi snapback jika ada agresi lebih lanjut di masa depan. Itu adalah pengungkit nyata yang saya pikir bisa digunakan," imbuhnya seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (27/3/2022).
Pemerintah Inggris mengatakan sejauh ini telah menjatuhkan sanksi pada bank dengan total aset USD658,65 miliar dan oligarki Rusia serta anggota keluarga dengan kekayaan bersih lebih dari 150 miliar pound.
Truss juga memberi kesan bahwa krisis telah membawa Inggris dan Uni Eropa lebih dekat setelah hubungan keduanya bersitegang setelah Brexit.
"Salah satu poin yang akan saya buat tentang krisis ini adalah kami telah bekerja sangat, sangat erat dengan Uni Eropa," ungkapnya.
"Tentu saja, ada beberapa area yang berbeda dengan UE. Tetapi pada dasarnya, kami semua adalah negara demokratis, kami semua percaya pada kebebasan dan hak rakyat untuk memilih pemerintahan mereka sendiri dan kami sangat bersatu dalam perjuangan," ia menambahkan.
(ian)