Mencuri karena Lapar, Wanita dan Anak Diikat ke Tiang Lampu di Ukraina
loading...
A
A
A
Beberapa pengguna media sosial mengatakan hukuman berat itu karena kewarganegaraan korban.
Tindakan keji itu dituduhkan pada anggota Pasukan Pertahanan Teritorial, cabang sukarelawan militer Ukraina yang baru-baru ini didirikan. Pria berseragam dan bertopeng terlihat dalam gambar dari lokasi itu.
Lviv yang terletak di Ukraina barat dekat perbatasan Polandia, sejauh ini sebagian besar terhindar dari konflik yang sedang berlangsung di negara itu.
Pada pertengahan Maret, Rusia mengebom pangkalan tentara bayaran di Yavoriv di luar kota.
Moskow mengatakan hingga 180 orang asing yang pergi berperang untuk Kiev tewas di sana. Ukraina menyebutkan jumlah korban tewas 35 orang.
Laporan penganiayaan terhadap warga asing dan minoritas oleh kelompok radikal juga terjadi di bagian lain Ukraina sejak serangan Rusia dimulai pada akhir Februari.
Ada insiden siswa Afrika ditolak masuk ke kereta api dan bus yang membawa pengungsi ke luar negeri.
Keturunan Afrika yang berhasil mencapai perbatasan dengan Polandia dilarang oleh penjaga perbatasan untuk berdiri di barisan yang sama dengan warga negara Ukraina. Mereka disebut N-word, dan bahkan ada yang dipukuli.
Uni Afrika telah mengecam insiden ini sebagai "sangat rasis dan melanggar hukum internasional."
Warga India yang belajar di Ukraina mengatakan kepada media Rusia tentang perlakuan serupa yang diskriminatif.
Tindakan keji itu dituduhkan pada anggota Pasukan Pertahanan Teritorial, cabang sukarelawan militer Ukraina yang baru-baru ini didirikan. Pria berseragam dan bertopeng terlihat dalam gambar dari lokasi itu.
Lviv yang terletak di Ukraina barat dekat perbatasan Polandia, sejauh ini sebagian besar terhindar dari konflik yang sedang berlangsung di negara itu.
Pada pertengahan Maret, Rusia mengebom pangkalan tentara bayaran di Yavoriv di luar kota.
Moskow mengatakan hingga 180 orang asing yang pergi berperang untuk Kiev tewas di sana. Ukraina menyebutkan jumlah korban tewas 35 orang.
Laporan penganiayaan terhadap warga asing dan minoritas oleh kelompok radikal juga terjadi di bagian lain Ukraina sejak serangan Rusia dimulai pada akhir Februari.
Ada insiden siswa Afrika ditolak masuk ke kereta api dan bus yang membawa pengungsi ke luar negeri.
Keturunan Afrika yang berhasil mencapai perbatasan dengan Polandia dilarang oleh penjaga perbatasan untuk berdiri di barisan yang sama dengan warga negara Ukraina. Mereka disebut N-word, dan bahkan ada yang dipukuli.
Uni Afrika telah mengecam insiden ini sebagai "sangat rasis dan melanggar hukum internasional."
Warga India yang belajar di Ukraina mengatakan kepada media Rusia tentang perlakuan serupa yang diskriminatif.