6 Fakta tentang Jatuhnya China Eastern Airlines dan Boeing 737

Selasa, 22 Maret 2022 - 09:51 WIB
loading...
6 Fakta tentang Jatuhnya China Eastern Airlines dan Boeing 737
Pesawat China Eastern Airlines MU5735 jatuh di China. Ada enam fakta tentang tragedi itu. Foto/Twitter @ChinaAvReview/@hingkan88
A A A
JAKARTA - Pesawat China Eastern Airlines Boeing 737-800 dengan 132 orang di dalamnya jatuh di pegunungan terpencil di China, Senin. Berikut 6 fakta tentang tragedi tersebut, seperti dikutip Reuters, Selasa (22/3/2022).

1. Pesawat Berusia 6 Tahun

Pesawat China Eastern Airlines MU5735 jatuh di pegunungan terpencil di Teng, Kota Wuzhou, Daerah Otonomi Guangxi Zhuang. Menurut data Flightradar24, pesawat tipe Boeing 737-800 yang dioperasikan China Eastern Airlines ini baru berusia 6 tahun.

Pesawat terbang untuk rute domestik ketika kecelakaan terjadi, yakni dari kota barat daya Kunming di provinsi Yunnan menuju Guangzhou di provinsi Guangdong.

2. Maskapai Enggan Ungkap Korban Jiwa

Pesawat China Eastern Airlines MU5735 membawa 132 orang termasuk 9 anak saat jatuh mengerikan di pengunungan terpencil di China.



Pihak maskapai mengonfirmasi ada korban jiwa, namun masih enggan merinci jumlahnya. Kendati demikian, media lokal melaporkan tidak ada tanda-tanda kehidupan dalam kecelakaan tersebut.

3. Membingungkan Para Pakar

Penilaian awal dari tragedi jatuhnya pesawat China Eastern Airlines Boeing 737-800 membuat para pakar bingung. Hal ini disebabkan fakta bahwa Boeing 737-800 berada dalam fase jelajah penerbangan, ketika kecelakaan paling kecil kemungkinannya terjadi.

Pakar penerbangan China, Li Xiaojin, mengatakan insiden itu seharusnya “tidak terjadi” dari sudut pandang teknis. “Biasanya pesawat dalam keadaan autopilot selama fase jelajah. Jadi sangat sulit untuk memahami apa yang terjadi,” katanya.

Pakar penerbangan lain, Arthur Rowe, mengesampingkan kemungkinan kerusakan mesin.

“Ini tidak mungkin terkait dengan mesin karena pesawat dapat terbang dengan sangat baik tanpa tenaga mesin–untuk waktu yang terbatas,” kata Rowe.

“Tampaknya kemungkinan besar kehilangan kendali, mungkin setelah pesawat berhenti di ketinggian," ujarnya. “Ada beberapa kemungkinan penyebab. Permukaan kontrol yang macet atau tidak responsif, terutama di bagian ekor adalah satu."

“Kombinasi pengaturan autopilot yang tidak tepat adalah hal lain," lanjut dia.

Meskipun dia tidak mengesampingkan kemungkinan "sabotase", menyimpulkan seperti itu "mungkin tidak sepertinya".

4. Tiga Menit Terakhir Terjun Bebas

Data penerbangan maskapai China Eastern Airlines Boeing 737-800 telah merinci tiga menit terakhir dari pesawat yang jatuh mengerikan.

Situs pelacak penerbangan Flightradar24 menunjukkan tidak ada lagi data untuk penerbangan MU5735 setelah pukul 14.22 waktu setempat.

Dalam dua menit 15 detik, pesawat terjun bebas dari ketinggian 29.100 kaki (8.869 meter) ke 9.075 kaki (2.766 meter) antara pukul 14.19 hingga 14.20.

Sisanya, yakni 10 hingga 20 detik pesawat stabil, namun situasi sudah kacau. Ketinggian terakhir yang dilaporkan pesawat adalah 3.225 kaki (982 meter). Video yang beredar menunjukkan pesawat menukik secara vertikal.

5. Boeing 737 Paling Banyak di Dunia

Boeing 737-800 adalah bagian dari keluarga 737, seri pesawat komersial yang paling banyak diterbangkan di dunia. Ini dikembangkan pada 1960-an untuk melayani rute pendek atau menengah.

737-800 adalah bagian dari 737 NG atau keluarga Next-Generation—dengan lebih dari 7.000 dikirim sejak 1993—dan memiliki catatan keselamatan yang kuat setelah hampir tiga dekade penerbangan.

737-800 berkapasitas 162 hingga 189 kursi diluncurkan pada 5 September 1994. NG adalah pendahulu 737 MAX.

MAX dilarang terbang di seluruh dunia selama 20 bulan setelah dua kecelakaan fatal menewaskan 346 orang. Pesawat itu tetap dilarang terbang di China.

6. Sebelumnya Dialami Air India Express

Kecelakaan fatal terakhir 737-800 terjadi pada Agustus 2020 ketika sebuah pesawat Air India Express melampaui landasan pacu dan jatuh saat mendarat di Bandara Internasional Calicut di negara bagian selatan Kerala dalam hujan lebat.

Kecelakaan ini menewaskan 21 orang. Sebuah laporan pemerintah mengutip kesalahan pilot sebagai kemungkinan penyebabnya.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1110 seconds (0.1#10.140)