Ancaman Mengerikan Pemimpin Muslim Chechnya ke Ukraina: Menyerah atau Habis!

Rabu, 16 Maret 2022 - 00:21 WIB
loading...
Ancaman Mengerikan Pemimpin...
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov yang merupakan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak pasukan Ukraina untuk menyerah atau akan dihabisi. Foto/REUTERS
A A A
KIEV - Pemimpin Muslim Chechnya Ramzan Kadyrov yang merupakan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan ancaman mengerikan untuk pasukan Ukraina yang sedang diperangi. Dia mendesak pasukan Kiev untuk menyerah atau akan dihabisi.

Kadyrov pada hari Senin mengatakan dia berada di Ukraina dengan pasukan Rusia. Dia mendokumentasikan penampilannya dalam sebuah video yang diunggah di Telegram.

Dalam video itu terlihat melihat sebuah rencana dengan pasukan di ruangan yang katanya direkam di Hotomel, sebuah lapangan terbang dekat Kiev di Ukraina yang direbut pasukan Rusia dalam beberapa hari pertama serangan mereka.

Namun, video Kadyrov itu belum bisa diverifikasi secara independen.

"Suatu hari kami berada sekitar 20 km dari Anda Nazi Kiev dan sekarang kami bahkan lebih dekat," katanya. "Pasukan Ukraina menyerah atau Anda akan habis," ujarnya, seperti dikutup The Mirror, Selasa (15/3/2022).



Dia bersumpah untuk menunjukkan kepada Ukraina bahwa praktik Rusia mengajarkan peperangan lebih baik daripada teori asing dan rekomendasi dari para penasihat militer.

Laporan menunjukkan bahwa tentara Chechnya dapat memainkan peran penting dalam membantu Rusia untuk menguasai Ibu Kota Ukraina, Kiev, dengan tentara bayaran dari Wagner Group Rusia.

Media Rusia, Russia Today, juga mengutip ucapan Kadyrov yang menyebut tentara Ukraina lari ketakutan melihat tentara Chechnya.

"Anggota angkatan bersenjata Ukraina dan batalyon nasional, yang selalu membual tentang keberanian mereka, melarikan diri ketika mereka melihat petempur Chechnya, meninggalkan senjata berat dan peralatan militer," katanya.

“Koordinasi militer penuh, penempatan pasukan yang tepat, dan serangan yang menentukan—hanya itu yang kami butuhkan."

"Kami harus menyelesaikan apa yang kami mulai dan melakukannya dengan cepat," paparnya.

“Karena [Ukraina] telah dua kali menolak untuk bernegosiasi, kami harus mengubah taktik.
Itu akan meyakinkan mereka."
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2955 seconds (0.1#10.140)