PBB Coret Arab Saudi Cs dari Daftar Hitam Pembunuh Anak-anak Yaman
loading...
A
A
A
NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menghapus koalisi militer Arab yang dipimpin Arab Saudi dari daftar hitam pembunuh anak-anak di Yaman .
Lebih dari tiga tahun lalu PBB untuk pertama kalinya mempermalukan Saudi dan koalisinya dengan memasukkan mereka dalam daftar hitam pasukan yang membunuh dan melukai anak-anak di Yaman.
"Koalisi akan dihapus dari daftar menyusul penurunan signifikan dalam pembunuhan dan (penyebab) cacat akibat serangan udara dan penerapan langkah-langkah yang bertujuan melindungi anak-anak," kata Guterres seperti dikutip Reuters, Selasa (16/6/2020).
Namun dia menambahkan bahwa koalisi tersebut akan dikenakan pemantauan satu tahun dan setiap kegagalan untuk mengurangi lebih lanjut korban anak-anak akan membuatnya terdaftar lagi tahun depan.
Sekjen Guterres dalam laporan tahunannya kepada Dewan Keamanan PBB mengatakan Koalisi Arab telah membunuh atau pun melukai 222 anak di Yaman tahun lalu.
Dia mengatakan kelompok pemberontak Houthi bertanggung jawab atas 313 korban serupa. Sedangkan pasukan pemerintah Yaman bertanggung jawab atas 96 korban serupa.
Berbeda dengan koalisi yang dipimpin Arab Saudi, Houthi dan pasukan pemerintah Yaman tetap masuk daftar hitam pembunuh anak-anak dan daftar hitam konflik bersenjata.
Data Arab Saudi untuk PBB belum menanggapi permintaan komentar atas laporan tersebut. (Baca: Serangan Udara Saudi Cs Hantam Bus Sekolah Yaman, 29 Anak Tewas )
"Sekretaris Jenderal menambahkan tingkat rasa malu yang baru ke dalam 'daftar rasa malunya' dengan menghapus koalisi yang dipimpin Saudi dan mengabaikan bukti PBB sendiri tentang pelanggaran berat yang berkelanjutan terhadap anak-anak," kritik Jo Becker, direktur advokasi hak anak untuk Human Rights Watch, kata dalam sebuah pernyataan.
Yaman terperosok dalam konflik sejak kelompok Houthi yang beraliansi dengan Iran menggulingkan pemerintah dari Ibu Kota Yaman, Sanaa, pada 2014.
Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi pada 2015 dalam upaya untuk mengembalikan kekuasaan pemerintah Yaman.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi dimasukkan dalam daftar hitam pembunuh anak-anak di Yaman pada tahun 2016 dan kemudian dihapus oleh Sekretaris Jenderal PBB kala itu; Ban Ki-moon.
Pada saat itu, Ban menuduh Arab Saudi memberikan tekanan yang tidak dapat diterima setelah seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Riyadh mengancam akan memotong sejumlah dana untuk PBB. Arab Saudi menyangkal mengancam Ban. (Baca juga: Kasus Rasisme di AS Dinilai Dimanfaatkan oleh Separatis Papua )
Lebih dari tiga tahun lalu PBB untuk pertama kalinya mempermalukan Saudi dan koalisinya dengan memasukkan mereka dalam daftar hitam pasukan yang membunuh dan melukai anak-anak di Yaman.
"Koalisi akan dihapus dari daftar menyusul penurunan signifikan dalam pembunuhan dan (penyebab) cacat akibat serangan udara dan penerapan langkah-langkah yang bertujuan melindungi anak-anak," kata Guterres seperti dikutip Reuters, Selasa (16/6/2020).
Namun dia menambahkan bahwa koalisi tersebut akan dikenakan pemantauan satu tahun dan setiap kegagalan untuk mengurangi lebih lanjut korban anak-anak akan membuatnya terdaftar lagi tahun depan.
Sekjen Guterres dalam laporan tahunannya kepada Dewan Keamanan PBB mengatakan Koalisi Arab telah membunuh atau pun melukai 222 anak di Yaman tahun lalu.
Dia mengatakan kelompok pemberontak Houthi bertanggung jawab atas 313 korban serupa. Sedangkan pasukan pemerintah Yaman bertanggung jawab atas 96 korban serupa.
Berbeda dengan koalisi yang dipimpin Arab Saudi, Houthi dan pasukan pemerintah Yaman tetap masuk daftar hitam pembunuh anak-anak dan daftar hitam konflik bersenjata.
Data Arab Saudi untuk PBB belum menanggapi permintaan komentar atas laporan tersebut. (Baca: Serangan Udara Saudi Cs Hantam Bus Sekolah Yaman, 29 Anak Tewas )
"Sekretaris Jenderal menambahkan tingkat rasa malu yang baru ke dalam 'daftar rasa malunya' dengan menghapus koalisi yang dipimpin Saudi dan mengabaikan bukti PBB sendiri tentang pelanggaran berat yang berkelanjutan terhadap anak-anak," kritik Jo Becker, direktur advokasi hak anak untuk Human Rights Watch, kata dalam sebuah pernyataan.
Yaman terperosok dalam konflik sejak kelompok Houthi yang beraliansi dengan Iran menggulingkan pemerintah dari Ibu Kota Yaman, Sanaa, pada 2014.
Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi pada 2015 dalam upaya untuk mengembalikan kekuasaan pemerintah Yaman.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi dimasukkan dalam daftar hitam pembunuh anak-anak di Yaman pada tahun 2016 dan kemudian dihapus oleh Sekretaris Jenderal PBB kala itu; Ban Ki-moon.
Pada saat itu, Ban menuduh Arab Saudi memberikan tekanan yang tidak dapat diterima setelah seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Riyadh mengancam akan memotong sejumlah dana untuk PBB. Arab Saudi menyangkal mengancam Ban. (Baca juga: Kasus Rasisme di AS Dinilai Dimanfaatkan oleh Separatis Papua )
(min)