Waspada Perang Meluas, Australia Bangun Pangkalan Kapal Selam Nuklir Rp107 Triliun

Senin, 07 Maret 2022 - 18:30 WIB
loading...
Waspada Perang Meluas,...
Kapal selam Australia HMAS Sheean melintasi kapal perang Amerika Serikat Iowa Class, USS Missouri (BB-63), saat menuju Pearl Harbor, Hawaii, saat Exercise Rim of the Pacific (RIMPAC) 2014. Foto/navy.gov.au
A A A
CANBERRA - Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison akan mengumumkan pembangunan pangkalan kapal selam nuklir baru senilai 10 miliar dolar Australia (Rp107 triliun).

Dia sembari memperingatkan rakyat Australia bahwa konflik Rusia dengan Ukraina “tak terelakkan akan meluas ke Indo-Pasifik.”

Morrison dijadwalkan mengungkap rencana pembangunan pangkalan kapal selam nuklir Australia selama pidatonya di Neoliberal Lowy Institute di Sydney pada Senin (7/3/2022), menurut catatan pidatonya yang dikutip media lokal.



Morrison akan memperingatkan bahwa konflik Rusia dengan Ukraina akan “tidak terhindarkan meluas ke Indo-Pasifik.”



“Australia menghadapi lingkungan keamanannya yang paling sulit dan berbahaya dalam 80 tahun,” papar naskah pidato Morrison, dilansir RT.com pada Senin (7/3/2022).



Morrison juga dilaporkan akan memperingatkan bahwa "busur otokrasi baru" sedang terbentuk untuk "menantang dan mengatur ulang tatanan dunia menurut citra mereka sendiri."

Perdana menteri akan mengecam konflik Rusia dengan Ukraina sebagai "contoh terbaru dari rezim otoriter yang berusaha menantang status quo melalui ancaman dan kekerasan.”



Tiga lokasi dilaporkan telah dipilih untuk pangkalan kapal selam nuklir Australia yakni: Dua di New South Wales dan satu di Brisbane, Queensland.

Menteri Pertahanan (Menhan) Australia Peter Dutton mengklaim pada Minggu bahwa negara itu akan memperoleh kapal selam bertenaga nuklirnya "jauh lebih cepat" dari yang diharapkan.

Sebagai bagian dari perjanjian AUKUS dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris, Australia pada awalnya seharusnya menerima kapal selam pada 2040. Tidak jelas kapan Australia saat ini mengharapkan kapal selam tersebut.

Menolak mengesampingkan Australia yang berpotensi mempersenjatai Taiwan dalam konflik melawan China, Dutton mengatakan prioritas negara saat ini adalah untuk “mencegah tindakan agresi apakah itu dari China atau dari Rusia atau siapa pun.”

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1942 seconds (0.1#10.140)