Ukraina Sebut 20.000 Tentara Bayaran Segera Datang, Tapi Siapa Mereka?

Senin, 07 Maret 2022 - 14:41 WIB
loading...
A A A


Tapi implikasi penuh dari aliran tentara bayaran ke dalam konflik belum menjadi jelas. Ini adalah fenomena baru yang didorong oleh penangguhan persyaratan visa oleh Ukraina untuk para pejuang asing.

Hanya waktu yang akan menjawab apa yang bisa muncul dari kesediaan nyata negara-negara tertentu untuk digunakan sebagai landasan permusuhan dengan Rusia.

Pada Minggu, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken secara terbuka mendorong pihak berwenang Polandia, dengan mengatakan kepada CNN bahwa, “AS sangat mendukung Polandia menyediakan MiG, SU, pesawat yang dapat diterbangkan oleh Ukraina, kepada Ukraina."

Tapi, setidaknya sejauh ini, Polandia tampaknya menolak mengambil umpan yang sangat berbahaya itu.

Hanya beberapa jam setelah juru bicara pertahanan Rusia Igor Konashenkov menjelaskan bahwa setiap keputusan oleh negara-negara tetangga untuk menawarkan Ukraina penggunaan lapangan udara mereka (atau memfasilitasi apa yang disebut Zona Larangan Terbang) dapat dianggap sebagai keterlibatan negara-negara ini dalam serangan konflik bersenjata.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Polandia mengecam kemungkinan itu, mengecam tuduhan itu sebagai “berita palsu” tweet oleh Nexta, outlet anti-Rusia yang diduga didanai AS dan didirikan seorang blogger Belarusia yang dilaporkan pernah berjuang bersama batalion neo-Nazi Azov yang terkenal di Ukraina.

“Sayangnya, Nexta menyebarkan informasi yang salah. Polandia tidak akan mengirim jet tempurnya ke #Ukraina,” papar Kemlu Polandia.

Polandia juga tidak akan mengizinkan Ukraina menggunakan bandaranya. “Kami secara signifikan membantu di banyak bidang lain,” tambah Kemlu Polandia.

Tetapi Polandia bukan satu-satunya negara yang memfasilitasi masuknya tentara bayaran ke wilayah yang dilanda perang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1102 seconds (0.1#10.140)